Rabu, 11 Februari 2015

BAGAIMANAPUN JUGA IA ADALAH IBUNDAMU (KISAH SEORANG IBU DAN ANAK)

Kejadian ini terjadi di sebuah kota kecil di Taiwan. Dan sempat dipublikasikan lewat media cetak dan electronik. Ada seorang pemuda bernama A be (bukan nama sebenarnya). Dia anak yg cerdas, rajin dan cukup cool. Setidaknya itu pendapat cewe2 yang kenal dia. Baru beberapa tahun lulus dari kuliah dan bekerja di sebuah perusahaan swasta, dia sudah dipromosikan ke posisi manager. Gajinya pun lumayan.Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari kantor.

Tipe orangnya yang humoris dan gaya hidupnya yang sederhana membuat banyak teman2 kantor senang bergaul dengan dia, terutama dari kalangan cewe2 jomblo. Bahkan putri owner perusahaan tempat ia bekerja juga menaruh perhatian khusus pada A be.

Di rumahnya ada seorang wanita tua yang tampangnya seram sekali. Sebagian kepalanya botak dan kulit kepala terlihat seperti borok yang baru mengering. Rambutnya hanya tinggal sedikit di bagian kiri dan belakang. Tergerai seadanya sebatas pundak. Mukanya juga cacat seperti luka bakar. Wanita tua ini betul2 seperti monster yang menakutkan. Ia jarang keluar rumah bahkan jarang keluar dari kamarnya kalau tidak ada keperluan penting.

Wanita tua ini tidak lain adalah Ibu kandung A Be. Walau demikian, sang Ibu selalu setia melakukan pekerjaan routine layaknya ibu rumah tangga lain yang sehat. Membereskan rumah, pekerjaan dapur, cuci-mencuci (pakai mesin cuci) dan lain-lain. Juga selalu memberikan perhatian yang besar kepada anak satu2-nya A be. Namun A be adalah seorang pemuda normal layaknya anak muda lain. Kondisi Ibunya yang cacat menyeramkan itu membuatnya cukup sulit untuk mengakuinya.

Setiap kali ada teman atau kolega business yang bertanya siapa wanita cacat dirumahnya, A be selalu menjawab wanita itu adalah pembantu yang ikut Ibunya dulu sebelum meninggal. "Dia tidak punya saudara, jadi saya tampung, kasihan." jawab A be. Hal ini sempat terdengar dan diketahui oleh sang Ibu. Tentu saja ibunya sedih sekali. Tetapi ia tetap diam dan menelan ludah pahit dalam hidupnya. Ia semakin jarang keluar dari kamarnya, takut anaknya sulit untuk menjelaskan pertanyaan mengenai dirinya.

Hari demi hari kemurungan sang Ibu kian parah. Suatu hari ia jatuh sakit cukup parah. Tidak kuat bangun dari ranjang. A be mulai kerepotan mengurusi rumah, menyapu, mengepel, cuci pakaian, menyiapkan segala keperluan sehari-hari yang biasanya di kerjakan oleh Ibunya. Ditambah harus menyiapkan obat-obatan buat sang Ibu sebelum dan setelah pulang kerja (di Taiwan sulit sekali cari pembantu, kalaupun ada mahal sekali). Hal ini membuat A be jadi BT (bad temper) dan uring-uringan di rumah.

Pada saat ia mencari sesuatu dan mengacak-acak lemari ibunya, A be melihat sebuah box kecil. Di dalam box hanya ada sebuah foto dan potongan koran usang. Bukan berisi perhiasan seperti dugaan A be. Foto berukuran postcard itu tampak seorang wanita cantik. Potongan koran usang memberitakan tentang seorang wanita berjiwa pahlawan yang telah menyelamatkan anaknya dari musibah kebakaran. Dengan memeluk erat anaknya dalam dekapan, menutup dirinya dengan sprei kasur basah menerobos api yang sudah mengepung rumah.

Sang wanita menderita luka bakar cukup serius sedang anak dalam dekapannya tidak terluka sedikitpun. Walau sudah usang, A be cukup dewasa untuk mengetahui siapa wanita cantik di dalam foto dan siapa wanita pahlawan yang dimaksud dalam potongan koran itu. Dia adalah Ibu kandung A be. Wanita yang sekarang terbaring sakit tak berdaya.

http://tumor-and-cancer.blogspot.com/

Minggu, 08 Februari 2015


MATAHARI..HARAPAN.. dan CINTA...
___________________________________

Seorang wanita bertanya pada seorang pria tentang cinta dan harapan...

* Wanita berkata ingin menjadi sebuah bunga terindah di dunia.
Dan pun pria berkata ingin menjadi matahari.

* Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari, bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga…

* Wanita berkata ingin menjadi rembulan dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari...

* Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak akan bisa bertemu,
tetapi pria ingin tetap jadi matahari….

* Wanita berkata ingin menjadi Phoenix…yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari,dan pria berkata ia akan selalu menjadi matahari….

* Wanita tersenyum pahit dan kecewa.
Wanita sudah berubah tiga kali…namun pria tetap keras kepala ingin jadi matahari,tanpa mau ikut berubah bersama wanita...

* Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari….
Pria merenung sendiri dan menatap matahari...

* Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup.

* Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang… dan terus hidup sebagai bunga yang cantik...

* Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga.
Ini disebut Kasih….. yaitu memberi tanpa pamrih..

* Saat wanita jadi bulan, pria tetap menjadi matahari…..
agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi....

* Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari, tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan, siapakah yang ingat kepada matahari?

* Matahari rela memberikan cahayanya untuk bulan walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan…
dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut….

* Ini disebut dengan Pengorbanan… menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.
Saat wanita jadi phoenix yang dapat terbang tinggi, jauh ke langit bahkan di atas matahari…

* Pria tetap selalu jadi matahari agar phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau dan matahari tidak akan mencegahnya...

* Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh, namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix...

Matahari selalu ada untuk phoenix kapan pun ia mau kembali walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari...

* Tidak akan ada makhluk lain selain phoenix yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cintanya…..
Ini disebut dengan Kesetiaan…..

* Walaupun ditinggal pergi dan namun tetap menanti dan mau memaafkan...

Trimakasih Cinta...



#Kutipan: So, love is not how we get but how do we give to people we love...
PENYESALAN itu BIASANYA DATANGNYA SETELAH
TERLAMBAT........

Sebuah Perenungan Muhasabah an Nafs (Instrospeksi
diri) dan Penyadaran diri bahwa Manusia itu tak
selamanya akan muda terus........
tak selamanya seperti saat sekarang ini..........
Dan semua pasti akan datang masanya........
Semua sudah ada I'tibar dan contohnya....
Buah dimulai dari tumbuh bunga..
Terus berkembang dan berubah menjadi putik-putik
(Pentil bakalan buah),
Lalu sedikit demi sedikit berkembang dan berubah
menjadi buah yang masih polos dan hijau
Dan kemudian ia berubah warna kuning selanjutnya
matanglah ia dg warna Merah Merona.....
Siap tuk dipetik dan dinikmati sebagai sebuah anugerah
dari Yang Maha Kuasa....
Setelah itu akan semakin menua.....,
Pada masanya (pohonpun) akan layu & rapuh......
Adakalanya ia mati mengering dengan sendirinya....
Ada pula yang tumbang karna terpaan angin yang
kencang......
Ada pula yang digergaji ditebang untuk dimanfaatkan
batangnya.....
Didunia ini tak ada yang ABADI.....
Semua hanyalah sementara.....
Dan Fatamorgana Mata'ul Ghurur
Sebuah Permainan yang sangat menipu pandangan mata
Jangan sampai terucap kata :
SEANDAINYA dulu aku mau mendengarkannya......
SEANDAINYA dulu aku mau mengikuti nasehatnya.......
SEANDAINYA dulu aku tak memperturutkan
kemauanku....
SEANDAINYA dulu aku mau segera berubah..........
Janganlah ada Penyesalan dikemudian hari....
Janganlah ada Kekecewaan yg datang dimasa-masa
renta nanti......
Tak ada Jamu yang terasa MANIS.....
Jika ingin SEGERA SEMBUH............
Tak kan Pernah ada Kritik dan Nasehat yang PEDAS.....
Kecuali didalamnya ada tersimpan Rasa Sayang dan
Peduli......
SEMOGA ALLAH MEMBUKAKAN JALAN TERBAIK DAN
MEMBUKAKAN HATI YANG LEMBUT DAN JERNIH
Lampu Lalu Lintas

Dari kejauhan lampu lalu lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jack segera menekan pedal gas kendaraannya. Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lenggang. Lampu berganti kuning. Hati Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan lampu merah menyala. Jack bimbang, haruskah ia berhenti atau terus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.

Prit! Di seberang jalan seorang polisi melambaikan tangan memintanya berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing. Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega. Ia melompat keluar sambil membuka kedua lengannya.

“Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!”

“Hai, Jack.” Tanpa senyum.

“Duh, sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri saya sedang menunggu di rumah.”

“Oh ya?” Tampaknya Bob agak ragu.

Nah, bagus kalau begitu. “Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat.”

“Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.”

Ooo, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi. “Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.” Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancar keadaan.

“Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.”

Dengan ketus Jack menyerahkan SIM lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya. Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya. Beberapa saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela. Jack memandangi wajah Bob dengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itu sedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya.

Jack mengambil surat tilang yang diselipkan Bob di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota. Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atau apa? Buru-buru Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tangan Bob.

“Halo Jack, Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, Ia sudah meninggal tertabrak pengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusaha dan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kali ini. Maafkan aku Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan. Berhati-hatilah. Bob”

Jack terhenyak. Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob sudah meninggalkan pos jaganya entah kemana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan dengan hati tak tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan.

Sahabatku, tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisa jadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilah dengan penuh hati-hati.





http://www.mixallthing.com

Sabtu, 07 Februari 2015

when ur gone

WHEN YOUR GONE,

“yess,,, horee, jadi kita berangkat harii ini ma’…?” Tanya anakku putri
      Melihat anak2ku terlihat senang ingin pundah rumah, tentu aku juga ikut senang. Tapii suamiku jusrtu memperlihatkan tampang yang tidak senang padahal ini adlah ide awalnya. Saat aku menanyakannya ia menjawab seolah tak ada ap2 yah aku hanya pikir mungkin saat itu dia cape’ dari kantor. Akhirnya sorenya kamii berangkat ke puncak t4 baruu kamii, semoga d sana kamii menemukan kehidupan baruu yang lebih baik, harapku dan keluargaku.
      Aku dan suamiku beserta k2 anakku manikmati malam tahun baruu yang mengasyikkan aplagii tetangga2 baru yang baru kami kenal tadi sore pada ramah, rasaya malam ini tak mau cepat berlalu.
      Esok tiba, anak2 tidak langsung sekolah karena mereka masih punya libur 1 minggu jadi mereka manikmatii acara pindah rumah dengan liburan. Tapii aku masih membatasi gerak ank2ku karena maklum kamii baru d sini belum tau jalan dan adat2 orang sini. Takutnya buad kekacauan .
      Well, suamiku berangkat pagii untuk bekerja meskipun kantornya itu dekatt tapii ia harus memulai semua dengan yang baik. Tapii aku tetap merasa dia menyembunyikan sesuatu dariikuu.
      Sttt,,,waktu jam makan siang tiba tapii anak2ku belum pulang. Aku pun keluar rumah mencarinya.
“mama…” teriak Rara anak bungsuku memanggilku
“km darii mana saja…?” tanyaku sambil menggendongnya
      Aku pun membawanya pulang k rumah, dan tanpa aku sadarii Ryan tidak ikut dengan kamii itu baru aku sadarii saat samapai d rumah.
“astagfirullaha, kakakkmu mana…?” Tanya pada Rara
“waktu mama tadii menggendongku kakak udah jalan duluan.” Kata anakku
      Mendengarnya mengatakan itu, aku tidak percaya yang aku lihad dari tadii hanyalah Rara tapii mungkin saja betul hanya saja mengapa dy tidak sampai d rumah. Aku benar2 sangat panik saat itu aplagii Rangga belum pulang, setelah Rara makan aku segera mencoba mencarii Ryan dan Rara aku titipkan k tetangga sebelah. Sudah hamper magrib aku belum juga menemukan Ryan rasanya aku kawatir sekalii aku takut dy tidak tau jalan pulang karena dy masih kelas 5 SD. Aku pun pulang k rumah berharap Ryan sudah pulang. Sesampai d rumah aku dengar suara Rangga dan anak2, aku pun langsung membuka pintu dan mencarii mereka.
“km kemana aj sih, hp gk d bawa..?” Tanya suamiku
“darii tadii aku mencarii Ryan….” Kataku
“dari tadii juga Ryan d rumah bersama Rara, dan Rara km titipkan k tetangga sebelah km tidak takut.” Kata suamiku
“ aku suudah bilang aku mencari Ryan karena dy tidak bersama Rara, dan aku titipkan Rara karena aku pikir tetangga sebelah juga baik.” Kataku dengan nada tinggi
“ setidaknya km juga pikir, kita tidak boleh terlalu percaya sama orang ingat kita baru 3 harii d sini.” Bentaknya padaku aku pun merasa kesal d bentak d depan anak2. Aku pun langsung naik k kamar.
      Aku marah padanya dia pikir aku ini keluar untuk senang padahal aku panik mencarii ankku sendiri, aku pun tidak meninggalkan Rara sendirian tapii bersama tetangga. Aku rasa aku tidak kelewatan tapii dy benar2 membuat emosiku naik. Tak lama kemudian dy pun naik dan meminta maaf padakuu.aku pun jelaskan semuanya.
“bukan km yang td rasakan, Rara sudah denganku tapii Ryan belum pulang yang buat aku takut Rara bilang klo Ryan sudah pulang tapi samapi d rumah ia tidak ada, sapa yang tidak panik.” Tegasku
“iya aku tahu, aku minta maaf aku seperti ini karena ku juga kawatir denganmu sudah mo malam tapii kau belum pulang, dan Ryan itu tadii memang sudah pulang hanya saja dy singgah d took depan rumah, dy pun melihatmu pergii tapii sudah jauh dan dy saat itu tidak tahu klo km mencarinya.” Jelasnya suamiku
      Mendengar itu aku pun jadii lega, aku pun menanyakan masalah sikapnya yang agk aneh. Tapii dy hanya menggelengkan kepalanya dan berkata tidak ap2. Dy hanya mencoba sadar klo kamii sekarang ada d lingkungan yang berbeda jauh darii kota dan hany berharap bisa bersosialisasi dengan baik saat berada d sini, tapii aku merasa bukan itu jawabanyya. Aku hanya mengiyakan saja takut carii masalah yang pastii aku sudah tenang anak2ku baik2 saja.
      Alhamdulillah, sudah 2 minggu kamii ada d t4 baru kamii, rasanya lega tak ada masalah apa2. Tapii kamii harus kesepian karena tetangga sebelah malah pindah rumah, yah gak ada teman ngobrol lagii. Saat mereka berangkat, tiba2 ada tetangga depan yang memanggilku masuk k rumahnya, denggan izin suamiku aku pergi. Ternyata tetangga depan rumah baik juga hanya saja dy tidak pernah menyapaku ato ngobrol2 denganku karena tidak suka jika ada tetangga sebelah yang baru saja pindah rumah. Aku pu menanyakannya.
“ kenapa? Aku pikir bu Ana  dan keluarganya baik.” Tanyaku
“iyah, baik. Sakin baiknya ia pernah membunuh pembantunya sendiri hanya gara2 dy telat kasi makan anaknya.bagaimana anda pikir?” kata bu Silvi
      Aku pun sontak jadii kaget mendengar ap yang d katakan bu Silvi padakuu.
“jadii sebenarnya dy tinggal d sini untuk mengasingkan diri gitu?” tanyku
“mengasingkan?, tidak dy membunuh pembantunya yah d rumah itu trus dy hanya d penjara 3 tahun saja, entah kenapa begitu cepat.” Jawab bu Silvi
      Oh my God,,, berani juga dy tinggal d rumah itu, rasanya membuat aku takut tinggal d rumah yang berseblahan dengan rumah pembunuhan itu.
“ boleh aku tau kejadiannya kapan...?” tanyaku
“kejadiannya itu sudah 5 tahun, kkm tau kenapa dy pindah rumah?” tekateki bu Silvi
“yang aku tau, klo dy baru saja bangun rumah baru d Jakarta.”jawabku
“bohonk, dy pindah karena sudah merasa ketakutan berada d rumah itu, yah wajar saja rumah itu kan t4 pembunuhan pembantu olehnya sendiri. Dan parahnya anaknya sudah gila. Anda tau lala?” Tanyanya padaku.
“ia, anknya yang keterbelakangan mental kan?” kataku
“keterbelakangan mental? Dia itu Gila karena dy menyaksikan sendiri ibu dan ayahnya membunuh pembantunya.
      Wetzzz,,, aku pikir hanya bu Ani yang melakukan pembunuhan itu tapii ternyata ia bersama suaminya sendiri. Aku segera pamit pulang dan menceritakan semuanya k suamiku saat anak2ku terlelap  tidur. Mendengar ceritakku, dy sama sekalii tidak percaya dy berpikir klo tetangga depan rumah yang bohonk. Aku pun berdebat dengan suamiku dan tiba2 d dapur terdengar sesuatu yang pecah…
“ap itu?” tanyaku dengan rasa takut
      Saat aku dan Rangga mencoba masuk k dapur rupanya hanya gelas yang d jatuhkan kucing. Saat kmii membalikkan badan untuk kembalii k ruang tamu tiba2 lampu mati, anak2 d atas sontak langsung teriak. Aku dan Rangga secepatnya naik mencek ank2, saat d tangga lampu nyala hmmm syukurlah saat kamii mencek ank2, mereka tertidur pulas. Aneh …tapii Rangga tetap menenangkanku.
      Keesokan harinya, saat sarapan aku tanyakn k anak2 klo tadi malam mereka teriak saat mati lampu.
“mati lampu? Aku gk tau klo tadi malam mati lampu.” Jawab Ryan
      Hal yang sama d katakan juga oleh Rara, saat mereka berangkt k sekolah Rangga memarahiku lagii.
“untuk ap ssih km taxkan itu k anak2, km jangan mengganggu pikiran mereka aku sudah bilang itu memank teriakn mereka dan mungkin saja mereka lupa kerena langsung terlelap tidur.” Katanya
“iya, tapii kompak banged mereka punya jawaban yang sama. Km kenapa sih aku tau km juga sudah merasakan hal yang aneh kan, tapii km menyembunyikannya.” Ucapku menatap matanya
“tidak, aku tidak sepertimu, sayang tenanglah semua akan baik2 saja. Ok..” katanya
      Hmm aku juga tidak tau, mungkin iini Kepikiran karena cerita bu Silvi. Hehhh, tapii aku ingin tau ap cerita bu Silvi itu benar ato tidak. Semenjak kepergian bu Ani sering terjadi hal2 yang aneh seperti sering terdengar orang ribut saat malam hari tapii saat aku membuka pintu dan menoleh k sebelah dan d mana2 tak ada sapa2,aku tambah takut tapii aku sudah tidak pernah lagii memberitahukan k suamiku karena dy pasti hanya mengira aku mengada2 aku cape’ mendengarnya.
“mama…” panggilnya Rara saat pulang bermain bersama kakaknya. Tapii dy membawa sesuatu
“boneka ap itu sayang?” tanyaku k Rara
“ aku dapatkan ini d depan rumah ma’” jawabnya
“ kembalikan itu k t4 semula nak, jangan mengambil sesuatu sembarangan” perintahku
“aku sudah bilang ma untuk tidak mengambilnya tapii dy merengek terus.:”kata Ryan
      Aku sudah membujuknya untuk mengembalikannya tapii Rara tidak mau bahkan aku menjanjikannya boneka yang ebih bagus dan besar tapii ia tidak mau, terpaksa aku mengijinkannya semoga tak ad yang mencarii boneka itu.
      Malam harii bersama Rara d kamarnya menemaninya dan berusaha buat dy tidur karena sudah jam 10 malam ia belumtidur padahal biasanya jam 8 ia sudah tidur, hmm dengan menceritakannya dongeng akhirnya tidur juga, gara2 main2 untuk buad dy cape, kamarnya berantakan sekalii aku pun merapikannya. Terakhir aku rapikan boneka yang baru saja ia dapat d depan rumah. Kaget dan membuat aku ketakutan terddapat sebercik darah d bagian belakang boneka itu dan jika d perhatikan bentuknya mirip genggaman tangan, saat aku cium itu adladarah segar. Aku segera k bawah memperlihatkannnya k suamiku…
“km kenapa?” Tanya suamiku yang keget melihatku terbirit2 turun k tangga.
“ Rangga coba km lihat ini..” kataku menunjuk d bagian darah itu
      Yang membuat jengkel suamiku malah mengatakan klo itu bekas es crem yang tadii siang makan, kebetulan ia milih es cream  buah naga yang merahnya cerah. Aku sih tidak percaya tapii aku percaya saja karena gk mungkin juga darah.
“ sini, boneka aku buang. Takut nanti punyanya liad terus Rara tidak mau mengembalikannya.” Kata Rangga dengan bijak
      Dy pun meletakkan boneka itu d mana posisi awalnya.
      Well, pagii pun tibaa…
“saatnya makan, ayo turun semuanya…” seruku memanggil suami dan ank2ku
      Saat kamii semua makan, tiba2 suamiku larii keluar, aku pun kaget melihatnya tapii aku baru ingat masalah boneka itu, suamiku pasti memindahaknnya dulu sebelum d lihad oleh Rara.
      Saatnya tiba anak2ku berangkat k sekolah.
“bagaimana denagn bonekanya.?” Tanyaku pada Rangga
“bonekanya sudah aku pindahkan.” Jawabnya
      Ternyata suamiku membohongiku, dia tidak tau saat ia tadi keluar aku juga keluar tapii yang ada boneka itu tidak ia pindahkan karena bonekanya sudah tidak ada. Tapii ap maksudnya membohongiku ap susah bilang klo boneka itu sudah d ambil orang aku semakin curiga dengan Rangga aku tau dia tau sesuatu tapii tak mau jujur denganku.
“aku berangkat...” katanya sambil mencium keningku.
“iyah hati2.” Katakku mencium tangannya.
      Hmmm aku rasa ada yang tidak beres dengan keadaaan akhir2 ini yah ini semenjak tetangga sebelah pindah, rasanya ia meninggalkan teka-teki yang tak berujung. Oh yah masalah omongan bu Silvi aku harus tau ap itu benar ato hanya bu Silvi saja yang bohong tapii rasanya tidak mungkn dia bohong dengan masalah besar seperti itu. Aku mencoba keluar2 rumah pergii k Toko dekat rumah.
“ehh ini ibu yang baru2 ini pindah k sini kan? Baru keliatan” Tanya ibu2 pemilik toko
“iyah bu, kebetulan bahan2 makanan d rumah selalu suamiku yang beli dekat kantornya, aku juga banyak kesibukan d rumah jadii jarang keluar rumah. Tapii sekarng kebetulan makanan d rumah abis” kataku dengan cerita karangan
“ohh,,, hmm tapii untung saja loh tetangga ibu tuh pindah” katanya dengan cetus
“maksudnya ibu Ani dan keuarga.?” Tanyaku
“(menganggug)” pemilik took
“loh, memang kenapa.? bu Ani setauku baik” kataku yang meyakinkan
“kita tuh semua benci sama dia lagaknya saja baik tapii gitu2 dia pernah membunuh” kata pemilik took
“membunuh? Maksud ibu?” tanyaku
“iya bu, sekitar 5 tahun mungkin dia bersama suaminya pernah d penjara gara2 membunuh pembantunya hanya karena masalah sepele. Rumah itu sebenarnya angker tapii mereka tetap tinggal d situ” katanya dengan jelas
“angker? Lantas kenapa ibu dan tetangga sini tetap mau tinggal ?” tanyaku lagi
“yah itu karena sewaktu mereka mau keluar dari penjara dan mau menemapti rumah itu lagii sudah ad ustasd yang mengusir roh2 d rumah itu, makanya kami juga tidak takut lagii nah kebetulan ustasdnya itu yang ada d rumah anda.” Katanya
“suami bu Silvi?” tanyaku
“iyah, suami bu Silvi maka dari itu bu Silvi betah tinggal d situ yang paling jago yah anda.” Katanya
“saya?” tanyaku
“iyah, biasanya tuh orang yang pindah di rumah yang anda tinggali sekarang paling lama hanya satu 3 ato 4 hari tapii seatauku anda agk lama, eh tapii maaf saya tidak bermaksud menakut-nakuti anda sekarang sudah gk angker kok.” Kata pemilik took itu dan langsung masuk sesaat setelah barang yang aku beli d beriaknnya.
      Hehh, ternyata bu Silvi tidak bohong jadii yang selama ini terjadi d rumah itu bukan hanya kejadian yang biasa tapii pasti ad hubungannya dengan peristiea pembunuhan beberapa tahun silam, termasuk bekas darah yang aku lihad d boneka itu aku yakin suamiku bohong lagii klo itu bekas es cream yang habis d makan Rara. Tapii akuu tidak langsung memberitaukan ini k Rangga takutnya ia tidak percaya lagii, yang hanya akan aku beritaukan masalah perkataan bu Silvi itu benar. Eh tapii d pikir2 tidak usahlah dy pasti hany akn bilang, masalahnya sudah clear tak usah d bahas lagii dan aku sudah tetapkan saat aku dapat bukti keangkeran rumah itu saat itu juga aku akan kemaskan barang2ku pulang k rumah semula, aku tidak mau keluargaku jadii korban. Meskipun cukup parno tapii aku sungguh takut, harus menjalani hidup dengan penuh ketakutan.
      Well, 2 hari berlalu syukurlah tak ad kejadian ap2, aku lega…
      Waktu kumpul dan bercanda pun dapat aku rasakan dengan nyaman bersama kedua anakku dan suamiku.
“mama, aku mo keluar main yah” kata Ryan
“ok, tapii dengan syarat jangan jauh darii kompleks sini dan pulang sebelum jam 4 sore(saat itu jam menunjukkan pukul 14.00 wib)
      Well tidak lama kemudian, ada anak bu Silvi yang memnggil Rara main, yyah karena aman aku ijinkan Rara main.
“hmm,,,” suamiku
“ad apa?” tanyaku
“bagaimana perasaan km, sudah baikan? Aku sudah bilang jangan berpikir yang lain2 fokus sama kehidupan kita saja.”kata suamiku
      Aku hanya tersenyum dan melanjutkan aktivitas, entah dia sudah tau ato tidak kejadian sebenarnya aku tidak peduli benar kata suamiku aku harus focus denagn kehidupan diri sendiri saja.
      Well, jam sudah berdenting dan menunjukkan jam 4 sore tidak lama kemudia Ryan pulang tapii tidak dengan Rara. Aku tidak terlalu cemas Karena dia itu ada d rumah bu Siilvi,aman lah. And tidak lama juga jam 4.30(sore)Rara sudah keluar dari rumah bu Silvi, saat akan masuk k rumah tiba2 ia melihat gadis kecil masuk k rumah bu Ani dia mengikuti gadis itu karena gadis kecil itu memegang boneka yang ia dapat kemarin2nya d depan rumah.
“bonekaku.” Kata Rara berlari mengikuti gadis kecil itu
      Rara pun tanpa aku tau masuk k rumah bu Ani padahal yang aku tau rumah bu Ani d gembok.
“hei, itu bonekaku. Kembalikan bonekaku” panggilnya Tiara mengikuti gadis itu menyusuri rumah itu.
      Adzan magrib d mesjid telah terdengar tapii Rara tidak pulang aku pun k rumah bu Silvi membawanya pulang.
“ad bu?” Tanya bu Silvi padaku
“aku datang mau mengambil Rara, hehehe dy pasti sudah mengganngu sekalii.” Kataku yang tidak tau bahwa Rara sudah keluar dari tadii.
“Rara? Dari tadi Rara sudah pulang bu saya yang melihatnya.” Kata Bu Silvi, yah bu Silvi memang melihat Rara membuka gerbang rumahnya tapii tidak sempat melihatnya masuk rumah.
      Aku pun langsung panik dan kembalii k rumah mencari Rara.
“Rangga, Rara memangnya dari sudah ad d rumah?” tanyaku
“ya tidaklah, bukannya dia ada d rumah bu Silvi aku pikir kau k sana,” kata suamiku
“iyah aku baru saja dari situ tapii kata bu Silvi dari tadi Rara sudah pulang.” Kataku
      Mendengar ceritaku suamiku juga langsung panik, dan saat itu juga aku,Ryan dan suamiku keluar mencari Rara, tetanggaku pun membantu mencarinya sampai jam 8 malam Rara tidak d temukan.
      Well, d rumah bu Ani. Rara kehilangan jejak gadis itu. Cukup memberanikan juga cahaya d rumah bu Ani hanya d terangi oleh sinar rembulan yang masuk d sela2 jendela kacanya tapii Rara sangat semangat mencari gadis itu untuk mengambil bonekanya. Aku sempat melihat bayangan Rara berlari d rumah bu Ani.
“itu  Rara” kataku menunjuk k rumah bu Ani
      Tapii suamiku hanya bilang aku hanya melihat bayangan semu karena saat suamiku balik ia tak melihat sapa2 tapii aku yakin itu pasti Rara. Namun tak ada yang memperdulikanku.
      Kembalii k Rara.
      Rara tiba2 mendengar suara denting kotak music, dia pun mencarii arah d mana music itu terdengar, sampai akhirnya ia dapatkan sumber denting kotak music itu. Tepatnya d bagian belakang rumah bu Ani dekat kolam. Rara pun mendekat dan ia langsung teriak histeris saat melihat gadis kecil tadii terapung d kolam renang tetap memegang boneka itu.
“ahhhhh,,, mama……” teriaknya Rara yang sangat ketakutan
      Aku pun bersama yyang lainyya d luar mendengar teriakan Rara.
“itu suara Rara.” Kataku
“iyah aku dengar, dia ad d dalam(menunjuk k rumah bu Ani)” kata suamiku
      Aku pun bersama Ryan yang gendong suamikku dan juga tetangga yang lain masuk k rumah itu dan mencari Rara.
“Rara sayang km d mana.” Teriakku bersama yang lainnya
      Aku mendengar suara tangisan aku pun mencari sumber suara itu. Dan ternyata itu adalah suara anakku “Rara” yang menunduk nangis ketakutan.
“Rara sayanga.” Kataku mencoba mendekat.
“mama…” teriak Rara yang memelukku erat, aku pun menggendongnya.
      Rara menujuk k arah kolam dan pemandangan yang sungguh menyeramkan, aisshh tak mapu ku berkata aku hanya langsung memanggil suamiku.
“Rangga, k sinilah aku sudah dapatkan Rara aku ad d belakang” aku teriak mwmanggil suamiku.
      Suamiku beserta yang lainyya menuju k bagian belakang rumah bu Ani. Aku langsung membisikkan k suamiku untuk menutup mata Ryan cukup Rara saja yang yang melihatnya. Semua tercengang melihat gadis itu terapung tak bernyawa d kolam renang air kolam itu bukan berwarana biru laut tapii berwarna merah cerah. Yang lebih mengejutkan lagii rupanya gadis kecil itu adlah anak bu Ani yang Gila. Astagfirullah,,,
      Aku segera membawa ankku k RS karena badannya panas sekalii aku dan suamiku selalu berada d kekatnya tanpa pergi2 aku sangat takut ini akn mengganggu kejiwaan Rara aku sungguh takut.
      Keesokan harinya masalah itu menjadii tanggungan polisi, polisi pun mencari Bu Ani dan keluarga sampai akhirnya d temukan d rumah ortunya. Semuanya pun terungkap ternyata alas an Bu Ani minggat dari rumahnya karena telah membunuh ank kandungnya sendiri, pembunuhan ia lakukan bersama suaminya lagii, katanya ia cape’mendengar gurauan anknya yang selalu berhalusinasi melihat pembantu yang d bunuhnya. Wow,, sungguh teganya jadi orang tua. Aku menyarankan kk polisi untuk memenjarakannya seumur hidup mereka bukanlah manusia lagii tapii iblis.
      Syukurlah Rara tidak kenapa2, dia baik2 saja bahkan dia sudah lupa kejadian itu aku sangat bersyukur tapii aku sangat marah ke suamiku rupanya masalah bu Ani ia sudah tau jauh2 hari sebelum kita pindah tapii karena terlanjur ia sudah terima kontrak ia tidak bisa membatalkannya dan berharap semua baik2 saja tapii setelah melihat kejadian semua ku menanyakan padanya apkah semua baik2 saja ia hany diam menangis dan memelukku.
“aku tau aku pasti merasa bersalah, tapii aku mohon jangan membohongiku lagii km tau anak kita hamper jadi korban tau.” Kataku mengelus sumiku yang menangis.
      Dan akhirnya berjanji untuk tidakss mengulangi kesalahannya lagi karena ia sangat menyayangiku dan anak2 yah itu memang sudah sepatutnya. Setelah masalah selesai kamii pun mengemasi barang2 untuk kembalii k ruamh semula kamii dan Rangga meminta pemindahan kerja k Makassar t4 tinggal kamii sebelum pindah k sini.
      Aku rasa ini adalah sebuah pelajaran untuk tidak menyembunyikan sesuatu karena akibatnya bisa merugikan, dan untuk bu Ani dan suami siapkan dirimu merasakan api neraka yang lebih kejam dari perbuatanmu. Dan untuk suami dan anak2ku aku sangat menyayangi kalian semoga ini kejadian terburuk teakhir yang pernah aku alami…

GOOD BYE
… And Nothingg in the house that make u afraid again…
Created by :
 
NR_Princess

KETIKA ADZAN BERKUMANDAN

“Ketika Adzan Berkumandan ”
            Di Negara Mesir terdapat suatu cerita tentang kehidupan seorang gadis cantik yang setiap harinya selalu memakai kerudung untuk menutup auratnya dan berkeliling berdakwah dan ia pun sempat mendirikan 5 Mesjid di Negara Mesir padahal keluarganya sendiri adalah penganut agama Kristen, wajar saja dia keturunan Belarusia meski demikian ia sangat tulus untuk menganut agama Islam.
            Awal mula ia mamiliki niat untuk berganti agama ketika ia sekolah di SMP internasional ia memiliki seorang teman duduk yang menganut agama Islam. Awalnya ia sangat risih dengan temannya yang setiap pagi sebelum belajar dan juga setiap keluar main ia hanya tinggal di kelas dan membaca ayat al qur’an. Setelah beberapa lama Aisyah ini, etss maaf sebelum ia masuk islam namanya Issabella dan nama teman duduknya bernama Aisyah.
            Pernah suatu saat Issabella ini disaat keluar main ia tinggal dikelas dan mengajak teman duduknya itu bicara karena jujur saja selama masuk disekolah itu mereka berdua tidak pernah saling bicara bukan karena saling cuek tapi dalam peraturan keluarga Issabella ia tak ada satu pun keluarga yang boleh berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang Islam karena pengalaman keluarganya yang pernah ditinggal pergi oleh sanaksaudaranya yang bersuamikan islam dan rela meninggalkan keluarga Issabella, yah karena itu lah Issabella selama ini tak pernah mengajak bicara Aisyah. Aisyah pun tentu tidak berani mengajak Issabella bicara karena selalu minder karena statusnya sebagai siswa yang miskin yang hanya bisa bersekolah kerena prestasinya.  Oo’ yah pada saat itu Issabella bertanya kepada Aisyah, ia berani menentang peraturan keluarganya karena penasaran dengan Aisyah.
“Aisyah…?” sapa Issabella dengan muka judes.
Aisyah hanya tersenyum dan kemudian menutup al qur’annya.
“aku ingin bertanya padamu.” Kata Issabella
“bicaralah wahai saudaraku.” Kata aisya mempersilahkan Issabella bertanya.
“ahh, aku bukan saudaramu hanya sebagai teman dudukmu saja.” Tegas Issabella
“maafkan aku.” Aiisyah sambil menunduk
“kenapa hampir setiap kamu membaca al qur’an .?” Tanya Issabella
“dalam islam itu membaca ayat Suci alqur’an sama dengan melakukan beribu-ribu kebaikan, maka dari itu jika aku tak ada pekerjaan lain aku akan membuka al quran dan membacanya.” Jawab Aisyah
“ jadi kamu pikir dengan membaca al qur’an km akan dapat uang gitu dan kamu akan dapat kebahagiaan…?, lucu tau nggak…” kata Issabella yang tak tau apa-apa.
“(tersenyum), membaca al qur’an tidak mendatangkan uang tapi memberikan ketenangan dalam hati, member petunjuk jika sedang ad masalah karena pikiran kita yang jernih dan juga sebagai janji Allah atas Surganya di akhirat.” Kata Aisyah yang menjawab pertanyaan Issabella denagn penuh  wibawa.
“Surga…?” Tanya Issabella
“iyah.” Jawab Aisyah
“jika orang itu jahat tidak akan masuk surga kan.” Tanya lagi Issabella
“benar.” Jawab Aisyah
“berarti tidak semua orang islam itu masuk Surgakan.?” Nyelotoh  issabella
“Issabel, aku tidak bilang semua orang Islam masuk surge, hanya saja jika orang Isalam itu selalu menjalankan kewajibannya sebagai umat Islam salah satunya dengan mengkhatam al qu’an maka Allah menjanjikan Surga baginya.” Jawab Aisyah sambil tersenyum
“kenapa kau tersenyum.?” Tanya Issabella dengan judes. Tiba2 bel berbunyi dan perbincangan antara Issabella dan Aisyah dihentikan karena waktunya belajar.
            Sepulang di rumah Issabella selalu murung sendiri yah mungkin sejak perbincangannya dengan Aisyah di sekolah.
“aku tidak pernah mendengar mami mengatakan janji Tuhan Surga bagi penganut Kristen.” Kata Issabella saat duduk di teras sendirian.
            Tiba-tiba maminya datang…
“ Issabel…” maminya memanggil
“mami, buat aku kaget saja.” Kata Issabella
“kaget..? Sorry, why are you here alone issabell…?” Tanya maminya
“mami, apa orang Islam itu lebih baik dari pada orang Kristen…?” tanya Issabell
“ Issabell, why you say that,? Mom don’t like you talk about it…” kata maminya yang langsung pergi, seperti kesal dengan pertanyaan Issabella.
“mami kok langsung marah-marah, oh yah aku lupa mami kan benci orang Islam. Hmm…” kata Issabell
            Meski begitu Issabella tetap penasaran dengan agama Islam. Beberapa hari kemudian saat pulang sekolah, Issabella mengikuti Aisyah sampai ke rumahnya tibalah dy d t4 terpencil dan tempatnya jauh sekali dari sekolahnya.
“ waduhh, Aisyah kuat juga jalan sejauh ini.” Keluhnya  Issabell tapi ia tetap jalan hingga sampai di sebuah rumah kecil yang berdindingkan kardus, dilihatnya aisyah masuk di rumah itu yah Issabel mengkutinya dan mengintip apa kegiatan Aisyah saat sampai di rumah apakah sama seperti di sekolah yah alim gitu lah.
            Surprise, di dalam rumah itu Aisyah membagikan makanan kepada penghuni rumah dan rupanya itu bukan rumah Aisyah.
“Ooh rupanya ini bukan rumahnya, yah pantas saja sih gak mungkin Aisyah bisa betah di temapt kumuh seperti ini.” Kata Issabel berbisik saat ingin bergerak tak sengaja Issabel menjatuhkan setumpuk kaleng yang berada di dekatnya. Semua yang ada di dalam termasuk Aisyah akhirnya keluar melihat apa yang terjadi di luar. Saat semua keluar Issabel langsung menutup mukanya dan jalan pelan-pelan untuk pergi dari tempat itu.
“Issabel,,,?”  tebaknya Aisyah sambil mendekayinya.
“e…e..e tadi aku diculik aku tidak tau harus ke mana. Aku menyusuri jalan dan akhirnya sampai di tempat ini.” Kata Issabel yan mengelak
“apa…?kamu diculik terus gimana keadaanmu…?” Tanya Aisyah sambil memegang Issabell
“yah aku syok donk, antarkan aku ke jalan raya aku mau pulang.” Katanya Issabel
“baik, dengan senang hati,(balik badan) bule’ aku pulang dulu yah.” Kata Aisyah kepada ibu-ibu yang ia datangi.
            Saat jalan menuju jalan raya Issabel kembali bertanya kepada Aisyah seakan ia tak tau yang sebenarnya.
“ rumah itu tadi bukan rumah kamu.” Tanya Issabel
“bukan , itu tadi orang yang lebih membutuhkan.” Jawab Aisyah
“membutuhkan?” Tanya Issabel
“ yah, aku bukannya sombong, aku ini miskin tapi masih ada orang yang di bawahku yang lebih membutuhkan. Aku tadi dari berbagi sedikit nikmat dari Allah, kenapa?” kata Aisyah
“gak, aku Cuma nanya aja. Emank salah?” judesnya Issabel
“heh, gak salah kok. Ooh yah itu ada bis aku tahankan yah” kata Aisyah
            Setelah Aisyah menahankan bis Issabel cepat-cepat naik.
“ kamu tidak naik?” Tanya Issabel kepada Aisyah
“ gak kamu aja.” Kata Aisyah
“Rumah kamu emank dekat dari sini?” Tanya Issabell
“ gak juga masih jauh.” Kata Aisyah
“ Yah udah naik aja.” Ajaknya Issabel
“gak Issabel, selagi aku masih bisa dan kuat jalan gak perlu aku naik bis.” katanya Aisyah.
            kata-katanya membuat Issabel tak mampu berpikir dan bengong mendengar kata-kata bijak yang keluar dari mulut Aisyah gadis yang masih berusia 14 tahun yah gadis yang baru
duduk di kelas 3 SMP tapi pengetahuannya tentang arti hidup melebihi orang yang berpengalaman(tua).
            Setelah mendengar ucapan Aisyah tempo lalu, tingkah Issabel mulai berubah yah seperti kejadian berikut ini dimana di saat makan malam tiba.
“uuhhh, lapar banged mami.” Kata Issabel
“yah, makanya mami dari tadi panggil kamu turun, Fatimah tolong ambil kan minuman Issabel di kulkas.” Perintahnya Mami Issabel kepada pembantunya.
“ baik, Nyonya.” Jawab pembantunya yang benama Fatimah
“tidak.” Katanya Issabel
“ kenapa Issabel, kamu ini kan harus minum yang segar-segar supaya kamu gak sakit-sakit lagi.” Kata maminya.
“bukan gitu ma’ tapi aku aja yang ambil gak usah suruh ibu Fatimah selagi aku masih bisa kenapa aku ambil sendiri.” Kata Issabel
“Issabel, ada apa dengan dia.”kata maminya sambil menggelengkan kepala
            Issabel pun berdiri dan berjalan mengambil minumannya yang ada dalam kulkas tanpa menyuruh bu Fatimah, pembantunya yang dilihatnya sudah sangat sibuk bekerja sana-sini, masak dan sebagainya. Dan kata-kata yang pernah diucapakan aisayah kembali ia ucapkan juga. Setelah kembali ke meja makan dengan terang-terangan maminya berkata :
“Issabel, kamu kenapa sih?”
“kenapa ma’ gak ada yang salah. Bu Fatimah kan juga cape’ selagi aku masih bisa ambil sendiri kenapa tidak aku melakukannya.” Kata Issabel terhadap maminya.
“Issabel, Bu Fatimah kan juga kita bayar jadi kita juga wajar kalau menyuruh-nyyuruh dia.” Kata mami Issabel
“mami gak bakal ngerti.” Kata Issabel
“udah, apa sih ini makan sajalah.” Kata Papinya menegur perdebatan antara Issabella dan maminya.
            Beberapa hari berjalan Issabel mulai dapat dekat dengan Aisyah, yah bisa di pikir sajalah 3 tahun bersama dengan tempat duduk yang beredekatan sama sekali tak ada komunikasi dan tiba-tiba langsung dekat membuat mereka jadi canggung tapi Issabel sangat menyukai dan mengagumi gaya hidup Aisyah , but gak semudah itu juga Issabel mengikuti gaya hidup Aisyah apalagi dengan agama yang berbeda. Well tepat pada hari minggu Issabel mengajak Aisyah untuk belajar bareng di rumahnya , yah Issabel tentu sudah mengatur kondisi. Tak mungkin Issabel mengajak Aisyah ke rumahnya jika mami dan papinya ada, ya iyalah orangtuanya sangat tidak menyukai orang Islam perlakuannya saja dengan pembantunya melebihi binatang sudah banyak pembantu di rumahnya kabur karena tak betah tapi berbeda dengan bu Fatimah yang setia mengabdi meski tekadang mendapat perlakuan kasar oleh orangtua Issabel, bahkan Issabel sering membentak-bentak tapi itu setelah ia mengenal Aisyah ia jadi berlaku baik, sopan terhadap bu Fatimah yah meski beru beberapa minggu ini tapi perubahannya luarbiasa.
            Etss, kembali diacara belajar barengnya Issabel dan Aisyah. Yah karena orangtua Issabel sedang tak ada di rumah maka dari itu Issabel berani mengajak Aisyah jalan ke rumahnya.
“bu Fatimah,.” Panggilnya Issabel dengan lembut.
“iyah non…” jawabnya bu Fatimah.
            Pemndangan aneh terlihat dari Aisyah yang memandangi bu Fatimah dari jauh yang berjalan ke ruang tamu dari dapur, semakin dekat pandangan Aisyah semakin tajam namun tak diperhatikan oleh Issabel.
“Ummi…” katanya Aisyah memandangi bu Fatimah.
“apa…?” herannya Issabel
“Aisyah…?” kata Bu Fatimah dengan mata yang berlinang.
            Tiba-tiba Aisyah beranjak dan kemudian berlari memeluk bu Fatimah. Melihat tingkah Aisyah, Issabella jadi bingung.
“mereka saling kenal?” kata Issabella dengan suara pelan
“Ummi, kemana aja. Aisyah tak tau lagi kemana mencari Ummi.” Kata Aisyah sambil menangis dan pelukan eratnya kepada bu Fatimah tak ia lepaskan.
“Aisyah, itu bu Fatimah, apa yang kamu lakukan.?” Kata Issabel.
“e…e…e maafkan aku Issabella, ibu Fatimah ini adalah Ummi aku yang beberapa bulan ini aku cari dan ternyata ada di rumah kamu.” Kata Aisyah.
“ Apa…? Apa itu benar bu’?” Tanya Issabel terhadap Bu Fatimah
“(meneteskan air mata), iyah non, Aisyah ini putrid ibu. Maafkan kami non.” Kata Bu Fatimah
            Mendengar tuturan Aisyah dan Bu Fatimah kalau mereka ternyata anak dan ibu, Issabel tak begitu heran karena sifat beik yang mereka miliki memang sama hanya saja Issabell tidak tega jika ibu dari temannya ternyata pembantunya dan rang selama ini dijadikan budak oleh orangtuanya.
“Ummi memar, Ummi jatuh…?” Tanya Aisyah, dan ibunya hanya diam
“ibu kamu sering dipukuli oleh mami papiku.” Jawabnya Issabella dengan jujur
“apa,,,? Ya Allah Ummi.” Aisyah menangis memperhatikan bedan ibunya yang babak belur dan kurus.
“maafkan mami papiku, dan aku sarankan ibu sekarang keluar dari dari rumah ini sebelum orangtuaku pulang bu.” Kata Issabel.
“gak non, ibu akn di sini menemani non dan melayani non dan tuan besar.” Kata bu Fatimah
“Ummi….” Aisyah mendesak.
“ aku mohon bu, selagi ada kesempatan ibu sekarang keluar dari rumah ini.” Kata Issabel yang memaksa bu Fatimah keluar dari rumahnya sebelum orangtuanya pulang.
“gak non, jika bicara tentang kesempatan sudah lama kesempatan itu ada tapi ibu memang tidak ingin keluar dari sini. Ibu mohon jangan biarkan ibu keluar. Kalau ibu keluar bagaimana dengan sekolah anak ibu, Aisyah dan adik-adiknya, biaya obat Abah Aisyah yang sakit.” Kata Bu Fatimah.
“Ummi, kadi umi yang selama sering kirim uang dan menyelipkan di pintu…?” Tanya Aisyah dengan penuh haru.
“maafkan Umi Aissyah, umi meninggalkan rumah bukan karena ibu tidak betah mengurus kalian semua. Umi tau kalau umi jujur, aisyah tak akan mengijinkan umi bekerja seperti ini.”
“Umi…?” Aisyah.
“Aisyah, umi juga tak akan membiarkan mu bekerja dengan usia yang masih dini ini. Umi tidak menginginkan itu Aisyah.” Kata Ibu Fatimah kepada Aisyah.
            Wahh, suasana yang mengharukan dan mengagumkan. Lain lagi dengan Issabel, Issabella terlihat sangat gelisah karena tak lama lagi orangtuanya pulang. Dan akhirnya bel berbunyi.
“waduuhh, gawat itu pasti mami papi.” Kata Issabella
“ada apa Issabella.” Tanya Aisyah.
“nak kamu harus pulang, orangtua Issabel tak boleh melihatmu.” Kata Ibu Fatima yang juga cemas
“Aisyah, nanti aku jelaskan. Sekarang kamu ambil tasmu dan yakin tak ada berangmu yang tersisa dan bu Fatimah akan antar kamu ke pintu belakang untuk pulang. Ok” kata Issabellah.
“baiklah, Aku pulang dulu Issabel.” Kata Aisyah yang pamit pulang.
“iyah, hati-hati.” Jawab Issabell
            Setelah Aisyah pulang, ibu Fatimah cepat-cepat membuka pintu yah supaya orangtua Issabel tidak curiga, Issabel menyuruh bu Fatimah untuk menbukakan pintu.
“bu Fatimah pasti dimarahi, hhh tapi mami lebih marah kalau aku yang bukain pintu. Hussshh..” kata Issabel yang mencemaskan ibu Fatimah.
“Non Issabel…” panggil bu Fatimah dari luar.
            Issabel pun keluar.
“ ad apa bu, kok pintunya gak di buka…?” Tanya Issabel.
“non, di luar bukan orangtua non tapi ada seorang pria yang memaksa untuk masuk tapi ibu langsung tutup pintu, karena muka asing sekali non” Kata Bu Fatimah.
“dia memang tidak bilang ingin bertemu dengan siapa?.” Tanya Issabellah
“(bu Fatimah menggelengkan kepala)”
            Akhirnya Issabellah memberanikan diri untuk membuka pintu.
“jangan non…” kata Bu Fatimah
“gak apa-apa bu.” Issabellah
            Dan saat pintu itu dibuka, Issabella kaget rupanya pria itu adalah paman Issabella(saudara maminya) yang telah lama pergi.
“ini paman Oscar kan.” Tanya Issabella
“bukan Oscar lagi, tapi Yusuf.” Kata paman Issabella
“nama paman sudah berubah.” Kata Issabella
“ itu tak penting, mana mami dan papimu yang keparat itu.?” Tanya Yusuf dengan penuh amarah.
“paman…? Mami papi lagi keluar” kata Issabella yang ketakutan
“bohong…” bentak Yusuf dan dia pun masuk menyelonong berteriak memanggil nama mami dan papi Issabella. Issabellah sudah sangat ketakutan tapi ia juga tidak berani menelpon maminya karena semua pasti akan lebih kacau jika bertemu. Oh iya Yusuf ini adalah paman Issabella yang keluar dari keluarga besarnya karena hubungannya dengan salah satu wanita muslim yang ada Mesir sangat mendapat pertentangan oleh mami Issabella dan pihak keluarga yang lainnya.
“maafkan aku paman, tapi tidak bohong mami dan papiku memang sedang tak ada di rumah.” Kata Issabella.
            Tiba-tiba Yusuf(paman Issabellah) mendekati Issabellah, Issabellah pun mundur perlahan tapi Yusuf semakin dekat dan langsung memegang erat Issabella sambil menangis.
“kamu tau(bicara pelan)?, orangtua kamu sudah membunuh Istriku(nada tinggi).” Kata Yusuf yang marah sambil menangis.
“gak paman, itu gak mungkin.” Kata Issabellah yang tambah takut.
“Hentikan…” teriak mami Issabella
“mami….” Issabella pun berlari ke mami papinya.
“untuk apa kamu ke mari Oscar.” Kata Mami Issabellah
“Oscar, siapa itu. Heh manusia jahanan…” Yusuf yang berlari mencekik mami Issabellah.
“Oh My God.” Issabellah.
“ bawa Issabellah masuk ke kamar Fatimah.” Perintah papi Issabellah dan langsung menimpuk kepala Yusuf dengan pot bunga yang ada di ruang tamu.
“ahhhhhhh….” Jeritnya Yusuf dan melepaskan cengkramannya dari leher mami Issabella, langsung menunduk.
“kembalikan istriku, kembalikan istriku,kembalikannnnnnnnnn……” teriaknya Yusuf dengan penuh histeris
            Mendengar Yusuf beretriak mengatakan itu, tiba-tiba tingkah mami papi Issabellah aneh. Yah karena memang mereka dibalik kematian istri Yusuf.
“dasar bodoh, apa yang kau katakan.?” Tanya Mami Issabellah
“jangan pura-pura, aku melihatmu menabrak istriku tapi aku aku tak mampu mengejarmu. Dan sekarang dia sudah meninggal Ballerina.” Bentak Yusuf.
“heh, kamu tidak punya bukti kalau istriku yang melakukannya” kata Papi Issabellah.
“diam kamu apa kamu pikir aku tak tau kalau kau juga ada di mobil itu.” Kata yusuuf
            Dan akhirnya pertikaian berlangsung dan diam-diam Ballerina(mami Issabellah) menelpon polisi. Dan tak lama kemudian polisi datang dan membawa Yusuf ke kantor polisi.
“bukan aku yang salah, bukan, tapi dia yang telah membunuh istriku.” Kata Yusuf
“ tidak pak polisi, itu tak benar dia tiba-tiba datang ke rumah kami dan menghajar suamiku pak polisi.” Kata Ballerina
“ dasar perempuan licik, saudara macam apa kamu ini.” Kata yusuf
“ah, diam ayo ikut kami.”kata pak polisi yang sudah memborgol Yusuf
“aku tidak salahhhh….” Teriak Yusuf.
            Dari atas rupanya Issabellah menguping dan melihat kejadian itu. Issabellah sungguh tak tau siapa yang salah, tapii ia sangat kasian melihat pamannya itu. Dan ia akan berusaha mencari tau kejadian yang sebenarnya.
            Keesokan harinya di sekolah. Dengan kejadian kemarin Issabellah tak menunjukkan sikap yang aneh dan kesedihannya sesampai di sekolah ia pun bersikap biasanya. Ia asyik membaca buku di perpustakaan. Datanglah Aisyah.
“hei…” sapa Aisyah
“Aisyah, kamu gak ngaji?” Tanya Issabellah
“ gak, sebentar lagi kan ujian yah aku mau cari bahan pelajaran untuk ujian nanti.” Jawab Aisyah
            Sebenarnya Aisyah ingin menanyakan maslah keadaan ibunya tapi ia tidak enak, ia pun juga ingin menanyakan mengapa kemarin ia menyuruh Aisyah buru-buru pulang sewaktu orangtuanya datang. Tapi ia hanya diam ia merasa tak boleh ikut campur apalagi kedekatannya masih beberapa minggu ini, belum lama. So Aisyah memilih diam dan segera kembali ke kelas.
            Beberapa hari ini, Issabellah lebih banyak bersama dengan Aisyah bahkan ia sering ke rumah Issabellah dan ikut membantu beban yang dialami Aisyah salah satunya membelikan Abah Aisyah Obat. Dapat uang dari mana…? Issabellah selalu mendapat uang jajan yang lebih dari orang tuanya nah sejak ia tau betapa beratnya hidup yang ditanggung Aisyah ia berpikir untuk membantu semampunya meringankan beban Aisyah. Namun Aisyah sendiri tak tau itu semua.
“Issabellah…?” sahutnya Aisyah.
“emmmm….” Issabellah
“aku bukannya tidak suka kamu membantuku tapi aku rasa bantuanmu selama ini terlalu berlebihan dan aku ingin….” Kata Aisyah dan langsung dipotong oleh Issabellah.
“Aisyah jika kamu ingin menjadi temanku aku mohon ijikanku membantumu walau tak seberapa.” Kata Issabellah.
“Issabel, justru karena bantuan yang yang kamu berikan itu lebih aku jadi …”kata Issabella
“udah ah, sekarang aku Tanya kamu lebih suka aku yang sekarang atau yang dulu, yang sama sekalii tak menganggapmu orang.” Kata Issabella
“hahaaa…ya sekarang lah,” kata Aisyah
“Ya udah selagi aku tidak berubah.” Kata Issabella
“aku kagum tau gak sama kamu Bel.” Kata Aisyah
“ellah, udahlah kagum apa juga justru aku yang kagum sama kamu.” Kata Issabel sambil tertawa
“heh…” Aisyah
“ajarkan aku agamamu.” Kata Issabel
“Apa…?” kata Aisyah
“aku ingin tau banyak tentang agama yang kamu anut itu.” Kata Issabella
“Bell, belajar tentang agama Islam itu tidak semudah yang kamu bayangkan. Kamu akan banyak tau nanti tapi tidak denganku.” Kata Aisyah
“terus…?” Tanya Aisyah
“aku akan carikan orang yang tepat untuk kamu belajar tentang agama Islam tapi nanti setelah kita ujian karena ujianku tinggal beberapaa hari sedangkan balajarnya itu lama.” Kata Aisyah
“ook bu guru, aku kan nurut aja deh.hahaa…” kata Issabel dengan candanya. Aisyahh, Abah dan adiknya pun ikut larut dalam canda Issabellah
            Well, karena ujian anak SMP yang semakin dekat, Issabel dan Aisyah pun kiat mempersiapkan ujiannya. Sepulang sekolah Issabel hanya meluangkan sedikit waktunya untuk istirahat selebihnya dipakai belajar. Fighting….!!!
“Alhamdulillah ujian selesai juga.” Kata Aisyah yang sudah selesai melaksanakan ujiannya selama 4 hari yha tentu begitu juga dengan Issabellah.
            Di rumah Issabellah saat pulang dari sekolahnya …
“mami papi….” Sahutnya Issabellah memanggil orangtuanya saat pulang ke rumah.
“ada apa putri cantik, girang sekali.” Kata bu Fatimah yang menghampiri Issabellah.
“iyah donk bu’, hari ini kan aku udah selesai ujian nah Mamiku tuh janji mau ajak aku
Jalan-jalan bu’” kata Issabellah
            Issabellah pun ke kamar mami papinya…
“mami…” panggilnya Issabellah, namun langsung berhenti hany di luar saja karena orangtuanya
Yang sedang bercakap.
“sudahlah, kamu gak usah terlalu kawatir.” Kata Papinya karena Issabellah penasaran maka ia menguping.
“gimana bisa tenang aku, kecelakaan itu buat istri Oscar meninggal.” Kata maminya
“tapi kan kita tidak sengaja, kita bukannya berniat baik ingin mengunjunginya tapii yah.” Kta papinya
“aku yang salah karena yang mengemudi papi…” kata maminya sambil menangis
“terus kita harus bagaimana,, apa kita harus menyerahkan diri?, gak kan gimana nasib putrid kita nanti, dia tak ada yang urus ditambah dia pasti akan dapat cemoan oleh teman-temannya.” Kata Papinya.
“tapi Oscar sekarang dipenjara gara-gara kita, kita benar-benar jahat.” Kata maminya
“aku juga terpaksa karena kan lebih kacau jika ia berkeliaran.” Kata papi Issabellah
            Mendengar perbincangan orangtuanya, Issabellah benar-benar syok dan hanya bisa menutup  mulutnya. Ia tidak sangka kalau kematiannya istri pamannya dikarenakan orangruanya sendiri. Tapi Yang Issabellah syukuri orangtuanya sudah bisa membuka mata, yah karena orangtuanya berniat baik ingin mengunjungi saudaranya tapi kejadian naas itu tidak pernah disangkanya. Issabellah pun bingung karena kasian dengan Pamannya yang harus dipenjara padahal taak punya salah apa-apa tapi ia juga tak mungkin melaporkan orangtuanya ke polisi karena bgaimana pun mereka adalah orangtuanya yang selalu menyayangi dan memanjakannya. Hal itu membuat Issabellah jadi terpuruk.
            Suatu hari Issabellah jalan ke sekolah untuk mengurus berkas penamatannya, di sana ia bertemu Aisyah dan ngobrol-ngobrol.
“Issabel, kamu dari mana aja kok baru muncul sekarang.?” Tanya Aisyah
“ada kesibukan di rumah Aisyah..” tuturnya Issabellah
“bagaimana apa kamu benar ingin mempelajari agama Islam.?” Tanya Aisyah
“hemm, bagaimana yah. Setelah aku pikir gak usah dulu lah aku belum siap.” Kata Issabellah
“ya udah terserah kamu karena itu adalah panggilan dari Allah.” Kata Aisyah
            Issabellahh hanya tersenyum. Dengan melihat masalah keluarga yang sedang terjadi di rumahnya ia merasa bukan saat yang tepat untuk mencari kesibukan meskipun itu adalah niat yang baik tapi ia harus mengkondisikan suasana keluarganya apalagi sekarang maminya sering lari-lari ketakutan tak jelas, Issabellah sangat sedih melihat maminya seperti itu.
            Setelah Issabellah tamat SMP ia bersama mami papinya pindah Turki untuk menemani mamiinya berobat karena gangguan jiwa yang dialaminya dan di sana pulalah Issabellah akan melanjutkan sekolahnya, yah ia mau tidak mau ia harus pisah dengan sahabatnya Aisyah tapi ia janji setelah tamat SMA akan mengunjungi sahabatnya itu.
            8 bulan telah berlalu tapi mami Issabellah belum menunjukan perubahan apa-apa justru maminya harus mengalami patah tulang gara-gara kecelakaan karena berusaha kabur dari rumah sakit, karena hal itu maka Issabellah dan papinya terpaksa merawat maminya di rumah saja.
“mami, kok mami harus seperti ini, Issabell sayang mami. Sembuh donk mi’” kata Issabellah yang mengelus-elus mamiinya saat tidur dengan tetesan aair maatnya yang jatuh di bibir maminya.
            Issabellah tidak tega melihat penderitaan yang dialami maminya. Issabellah di samping sekolah juga bekerja tapi baru beberapa minggu ini, ia harus ikut bekerja juga untuk membantu prekonomian keluarganya yang semakin menyusut turun yah karena biaya obat dan dokter yang setiap hari datang di rumahnya untuk mengobati maminya yang sedang sakit. Di saat-saat yang seperti ia membutuhkan dukungan namun siapa lagi yang dapat memberikannya dukungan, maminya? Sakit, papinya? Sibuk kerja yang setia mengurusi maminya, bu Fatimah? Sudah tak ikut menemaninya, Aisyah? terlebih Aisyah karena tak satu sekolah lagi bahkan beda Negara yang ditinggali. Mengingat ucapan Aisyah Issabellah sangat ingin membaca al qur’an namun mau bagaimana lagi ia tak bisa melakukannya.
Memoriam saat bercakap di kelas sewaktu masih SMP…
“kenapa hampir setiap kamu membaca al qur’an .?” Tanya Issabella
“dalam islam itu membaca ayat Suci alqur’an sama dengan melakukan beribu-ribu kebaikan, maka dari itu jika aku tak ada pekerjaan lain aku akan membuka al quran dan membacanya.” Jawab Aisyah
“ jadi kamu pikir dengan membaca al qur’an km akan dapat uang gitu dan kamu akan dapat kebahagiaan…?, lucu tau nggak…” kata Issabella yang tak tau apa-apa.
“(tersenyum), membaca al qur’an tidak mendatangkan uang tapi memberikan ketenangan dalam hati, member petunjuk jika sedang ad masalah karena pikiran kita yang jernih dan juga sebagai janji Allah atas Surganya di akhirat.” Kata Aisyah yang menjawab pertanyaan Issabella denagn penuh  wibawa.
                Di Turki Issabellah memiliki banyak teman tapi tak ada yang sebaik Aisyah, Issabellah sangat merindukan sahabatnya itu ia juga tak bisa menelponnya karena Aisyah tidak memiliki handphone apalahi kirim pesan email. O’yah  pernah Issabellah mendapatkan penyiksaan dii temapt kerjanya karena terlambat datang kerja.
“Issabel, kenapa muka kamu benjol dan merah sekali.” Kata papinya sambil memegang pipi Issabellah
“auu sakit pi, o’ tadi waktu aku mau nyebrang tiba-tiba ada sepeda yah Issabell jadi ketabrakk deh.” Tutur Issabell
“papi tidak percaya, jujur sama papi.” Kata papinya memaksa
“bener kok pi.” Kata Issabell
“gak, papi tau kamu bohong ayo jujur.” Kata papinya
“ emmmm, tadi aku kan telat masuk kerja terus akuu di pukulin pi.” Kata Issabel
“apa……..? papi harus ke sana.” Kata papinya dengan wajah yang sangat marah.
“jangan pi, aku mohon….” Kata Issabell
“tidak, papi harus hajar orang yang berani memukuli putri papi.” Kata papinya
“Issabell mohon sekali sama papi jangan lakukan itu pi, Issabel tidak mau papi kenapa-napa.” Kata Issabel sambil memeluk papinya dan menangis.
“Issabel, sungguh kasian kamu sayang. Baik papi tidak akan ke sana tapi mulai besok kamu berenti k tempat itu dan fokuslah pada sekolahmu papi akan sangat marah kalau nilai kamu nanti turun.” Kata papinya yang bijaksana.
            Uhhh,,, mengharukan sekali keluarga ini.
            Karena Issabellah sering merasa maka ia ambil kesibukan sendiri di sela waktunya dengan menulis cerita yang akhirnya terangkum menjadi novel. Setelah ia merasa nyaman dengan kegiatannya itu dan suudah menulis 2 novel maka ia berpikir kenapa tidak ia share ke web browser siapa tau saja berguna. Setelah 2 minggu ia membagikan novelnya di media internet ada seorang sutradara datng ke rumahnya dan member semacam pukian terhadap karya novelnya yang mendapat anggapan positif dari berbagai kalangan. Karena berbagai novelnya itu dianggap menarik oleh sang sutradara itu maka ia ditawari kontrak untuk menjadi penulis scenario untuk pembuatan film-film sang sutradara serta novelnya akn di bukukan dan diterbitkan.
“bagaimana Issabel…?” Tanya sang sutradara
“bagaimana pi?” Tanya Issabel kepada papinya.
“papi tidak tau sayang karena papi takut akan mengganggu sekolahnya tapi jika itu memang impian kamu kenapa tidak.” Kata papinya
“pak sutradara, maaf saya tidak bisa menerima tawaran bapak. Jika hanya sekedar penulis novel dan novel Issabel di terbitkan Issabel mau tapi jika ingin dikontrak sepertinya tidak bisa pak.” Kata Issabel dan Ayahnya hany tersenyum dan mengangguk
“baik, jika itu yang kamuu mau saya akan sangat senang, karena saya kan sangat meyangkan jika telenta kamu ini tidak dikembangkan.” Tutur sang sutradara.
            Well, akhirnya novel karya Issabel dibukukan lalu diterbitkan dan novel karyanyya itu laku abis. Issabel tidak menyangka kalau kegistan pengibur kesepiannya itu dapat mendatang uang untuknya padahal sebelumnya Issabel ini sangat tidak suka membaca serta menulis. Hasil yang didapat dari karya novelnya disimpan untuk pengobatan maminya.
            Karena novel Issabellah sangat disukai oleh banyakk orang dari berbegai kalangan. Sutradara yang membantu kesuksesannya meminta sekali lagi untuk mendapat persetujuan Issabel agar novelnya itu di filmkan dan akhirnya Issabel menyetujuinya bukan karena memikirkan meteri tapi untuk menghibur para masyarakat yang menyukai novelnya.
            1 tahun kemudian mami Issabellah sudah menunjukkan banyak perkembangan, ia mulai sadar dan selalu berkelakuan baik, Issabel dan papinya sangat bersyukur dengan kesembuhan mami Issabell. Tapi sayang setelah Issabel kelas 3 SMA ia berhenti menulis novel dan memutuskan kontrak dengan pak jonas sang sutradara yah karena ia ingin focus dengan sekolahnya apalagi masa kelas 3 SMA itu  adlah saat-saat yang menegangkan untuk persiapan mengikuti National Examination. Issabellah semapt menita maaf didepan pers atas pengunduran dirinya dalam menulis novel bukan karena tidak tau diri tapi ia meluapkan kesempatannya itu bersama orangtuanya yang selama 2 tahun ini tak ia rasakan. Dan pengakuan maafnya itu sangat mendapat respon positif dari pecinta novelnya dan pak Jonas yah karena pak Jonas mengajak Issabellah kerja sama bukan untuk mendapatkan materi tapi ingin membantu menyalurkan bakat yang dimiliki oleh Issabellah. Keluarga memang lebih berharga dari apapun juga.
“terima kasih sayang selama ini kamu telah membantu papi kamu mencari biaya perobatan mami dan merawat mami.” Kata maminya
“iyah mami, itu karena Issabell menyayangi mami dan papi.” Kata Issabellah, mereka bertiga pun saling berpelukan. Begitu harmonisnya kehidupan keluarga ini.
Well, di usia Issabellah yang sudah genap 18 tahun dan saat itu juga ia telah lulus SMA. Saatnya untuk ia lanjut ke perguruan tinggi dan melinggalkan masa putih abu-abunya. Karena maminya sudah sembuh, Issabellah meminta kepada orangtuanya untuk kembali ke Mesir melanjutkan studynya. Dan akhirnya usulnya disetujui oleh orangtuanya.
1 minggu kemudian Issabel bersama keluaraga berangkat ke Mesir. Tujuan kembali ke Mesir bukan hanya ingin melanjutkan kuliah di sana tetapi untuk bertemu Aisyah yah Issabellah sangat merindukan sahabatnya itu dan saat Issabellah menceritakan tentang Aisyah ke orangtuanya responnya tidak sesinis yang dibayangkan Issabellah dulu.
“ mami dan papi sudah tak membenci orang Islam nak, kamu bebas mau berteman dengan siapa saja. Dan ketahuilah kami meneima usulanmu untuk kembali ke Mesir bukan hanya ingin menyenangkanmu tetapi untuk memperbaiki hubungan kami dengan pamanmu Oscar.” Kata mami Issabellah
            Mendengar perkataan Maminya, Issabellah sangatlah senang. Sesampainya di Mesir, mereka begitu semangat membersihkan rumah mereka mendekorasi ulang tanpa bantuan tukang atau pembantu mereka mendengar ucapan Issabellah dulu.
“bukan gitu ma’ tapi aku aja yang ambil gak usah suruh ibu Fatimah selagi aku masih bisa kenapa aku ambil sendiri.” Kata Issabel
            Setelah selama 4 hari ia membersihkan dan mendekorasi rumahnya rasanya rasa lelah itu menumpuk di badan yah wajar sajalah rumah itu pasti kusam, kotor dan pasti berjamur karena telah ditinggal selama 3 tahun 1 hari saja rumah tidak dibersihkan kotornya sudah menjalar apalagi 1 tahun. Hmm setelah semua pekerjaan selesai dan urusan pemindahan kerja papi Issabellah selesai serta kelanjutannya masuk perguruan tinggi. Issabellah bersama orangtuanya ke penjara untuk membebaskan pamannya Yusuf/Oscar. Awalnya Yusuf tak meu bertemu orangtua Issabellah tapi karena Issabellah membujuk polisi untuk memaksanya akhirnya Yusuf mau juga. Keluarlah Yusuf ke ruang kunjung.
“untuk apa kalian ke sini heh.?” Tanya Yusuf
“Oscar….” Panggilnya Ballerina/mami Issabellah
“sudah kubilang namaku bukan Oscar tapi Yusuf.
“maafkan aku, Yusuf. Kau boleh mengadukan aku ke polisi atas meninggalnya istrimu.” Kata ballerina sambil meneteskan air mata.
“mami…” sahut Issabellah
“jika itu yang membuat kau dapat memaafkanku Yusuf” kata Ballerina
“maakanlah kami semua, kami tau kesalahan kami sangat banyak dan menyiksa kami tapi sekarang kami sadar dan mungkin sudah terlambat .” kata Papi Issabellah
“bukan mungkin tapi memang terlambat.” Kata Yusuf
“maafkan kami Yusuf, kami mohon kami akan melakukan apa saja jika itu dapat membuat kamu memaafkan kami, aku mohon Yusuf.” Kata Ballerina
            Saat itu suasana sangat menegangkan dan juga mengharukan, suatu penyesalan memang kodratnya datang belakangan hari tapi apa salahnya jika orang itu menyadarinya dan memohon ampun atas kesalahnnya kepada Tuhan, Tuhan saja Maha Memaafkan apalagi yang harus dipertimbanggkan jika itu hanyalah manusia. Yusuf hanya diam dan menangis mungkin memikirkan Istrinya yang telah tiada disampingnya lagi dan itu terjadi pun bukanlah unsure kesengajaan dari pada saudaranya , Ballerina. Tak lama kemudian Yusuf memeluk Ballerina dan histeris menangis.
“kakak, bagaimana tidak aku memaafkanmu. Aku tau dan sadar kalau istriku tak dapat kembali lagi aku pun hanya sendiri lagi di dunia ini jika tak bersamamu kakak.” Kata Yusuf kepada Ballerina. Papi Issabellah pun mendekat dan ikut berpelukan kayak teletubies aja tapi Issabellah sayang tidak ikut berpelukan…J
            Melihat suasana yang seperti ini membuat Issabellah tak dapat menahan air matanya. Dan setelah itu Yusuf dibawa untuk ke rumah tinggal bersma. Awalnya Yusuf menolak tapi mami papi Issabellah memaksa dan akhirnya Yusuf menurutinya.
            Well, tidak segampang itulah Issabellah melupakan sahabat satu-satunya, Aisyah. setelah urusan keluarganya selesai Issabellah meminta ijin untuk ke rumah Aisyah dan mengajak ke rumahnya, maminya pun senang jika Aisyah itu dapat ke rumahnya. Berangkatlah Issabellah ke rumah Aisyah hanya sendirian saja.
            Tidak lama di perjalanan akhirnya Issabellah sampai juga ke rumah Issabellah. Issabellah langsung masuk ke rumah smabil memanggil aisyah.
“aisyah, aku pulangg…” sahutnya dengan ceria.
“non Aisyah.” kata Bu Fatimah
            Bu Fatimah mendekat dan memeluk Issabellah, ia terlihat girang atas keadaan mantan majikannya itu.
“kapan non pulang?” kata bu Fatimah
“udah beberapa minggu ini bu karena baru ada kesempatan aku terlambat ke sini.” Kata Issabellah
“mau miinum apa non, maaf seadanya sja.” Tanya bu Fatimah
“gak usah bu, aku ke sini hanya ingin bertemu ibu, paman, adik dan utamanya Aisyah. Aisyahnya mana bu’.?” Tanya Issabellah.
            Bu Fatimah langsung menunduk, diam dan meneteskan air mata, melihat respon Bu Fatimah Issabellah tentu kawatir donk.
“ibu kenapa?, Aisyah ke mana…?” Tanya Issabellah
“ibu akan membawamu ke Aisyah, mari ikut ibu.” Kata Bu Fatimah
            Issabellah sungguh bertanya-tanya takut Aissyah kenapa-kenapa. Ia hanya bisa mengikuti arah kemana bu Fatimah melangkah.
“kenapa kita ke makam bu’?” Tanya Issabellah dengan mata berlinang-linang
“(suara tersedu-sedu) ini dia Aisyah non” kata Bu Fatimah dengan menunjuk batu nisan yang ada di depannya.
“aku tidak mengerti(membaca batu nisan itu)  Aisyah,,,Aisyah….” Isabellah yang belum menyadari yang terjadi
“2 tahun yang lalu Aisyah telah meninggalkan kita non.” Kata bu Fatimah
“tidak mungkin, aku baru ingin bertemu denganmu melepaskan rasa rinduku Aisyah tapi kamu jahat …” kata Isssabellah yang histeris memukul batu nisan itu sampai tangannya terluka.
“Sudah non, sabar kami juga sangat terpukul atas kepergian Aisyah.” kata bu Fatimah
            Ternyata Aisyah sudah lama meninggalkan dunia ini karena penyakit yang dideritanya tak ada seorang pun yang tau akan penyakitnya itu. Setelah penyakitnya parah barulah ditau tapi semua terlambat. Selama ini Aisyah sakit tapi tak pernah bicara karena tak mau merepotkan siapapun dank karena usahanya bekerja membiayai obat Abahnya ia mampu membantu abahnya sembuh namun karena kerja kerasnya itu membuat penyakitnya tambah parah. Issabellah sangat sedih dan terpukul sekali padahal ia sudah janji jika kembali nanti akan sama-sama mencari guru untuknya belajar Agama Islam kedekatannya pun belum terlalu lama jadi wajar saja jika Issabellah begitu sangat sedih meninggalnya Aisyah. Setelah  Issabellah sudah agak tenang barulah ia pulang ke rumahnya,.
“Issabel mana temanmu kok gak diajak ke rumah.?” Tanya mami Issabellah
            Issabellah menceritakan kepada tentang apa yang terjadi oleh Aisyah. Maminya juga kaget mendengar cerita Issabellah namun maminya tidak boleh ikut sedih karena itu karena itu akan membuat Issabellah tambah sedih. Sewaktu di rumah Aisyah tadi, bu Fatimah sempat member alamat seorang ulama islam yang Aisyah kenal untuk Issabellah belajar Agama Islam itu kalau Issabellah masih mau belajar Agama Islam karena dulu ia pernah meminta kepada Aisyah untuk mengajarinya tapi tidak bisa. Tentu Issabellah senang karena sudah diberikan alamat itu, ia terlihat sangat semangat untuk mempelajarinya.
            Keesokan harinya Issabellah segera mencari alamat itu dan bertemu ulama itu dan tidak susah baginya menemukan  alamat akhirnya Issabellah bisa bertemu dengan ulama itu serta menceritakan maksud kedatangannya ke rumah.
“aisyah pernah menceritakan tentangmu, sudah lama aku menunggu kedatanganmu anak.” Kata Ulama itu
“iyah pak karena saya baru pulang.” Jawab Issabellah
“panggil kiyai.” Kata salah seorang murid dari ulama itu
“maaf, pak kiayai. Ijinkan aku jadi muridmu dan sangat ingin aku jadi seorang muslim.” Kata Issabellah
“jika kau benar-benar sungguh saya akan mengajarimu perlahan-lahan seperti wahyu yang diberikan oleh Rasullah Saw secara berangsur-angsur.” Kata ulama kiyai.
“Dy adalah Rasul yang membawa agama Islam kan.?” Tanya Issabellah
“iyah betul tapi saya sarankan jika ingin menyebutnya jangan dengan sebutan dy tapi beliau.” Kata ulama kiyai
“maafkan saya pak kiyai.” Kata Issabellah sambil menunduk
“tidak apa karena itu namanya belajar.”kata ulama kiayai.
            Pada hari itu Issabellah lama berbincang-bincang dengan ulama kiyai yang kelak akan jadi gurunya, namun tidak secepat proses pembelajaran berlangsung. Issabellah pulang dulu ke rumah dan memberitahu orangtuanya akan niatnya yang suci itu. Tanpa banyak bicara orangtuanya pun mengijinkan.
“itu dalah hak kamu kami tak ada wewenang melarangmu.” Kata mami Issabellah
            Orangtuanya sangat mendorong Issabellah untuk mendalami keinginanya itu tapi sangat disayangkan orangruanya belum mampu memiliki niat yang sama, meski begitu Issabellah dan pamannya Yusuf tidak memaksa karena Yusuf itu sudah lama mengenal Islam sejak bertemu dengan seorang wanita yang 3 tahun lalu meninggalkannya untuk selama-lamanya.
            Sekitar 2 hari kemudian Issabellah baru mengunjungi kiyai ulama itu dan sudah mempersiapkan dirinya dengan sungguh-sungguh bahkan saat itu Issabellah sudah mengganti busana yang dulunya selalu meakai baju pendek dan rok/celana pendek dengan busana rapi,tertutup dengan kerudung dan jilbabnya. Dan hari itu ia sudah memulai belajar dengan dikumandangkan adzan yang keras oleh kiyai ulama yang menjadi gurunya dan entah sebab apa saat diperdengarkan suara adzan air matanya menetes tiada henti hingga akhirnya ia sadar kalau ia sudah jadi mukhallaf dan saat itu juga namanya diganti menjadi Aisyah dengan berharap ia bisa sesholeha Aisyah. Keesokan harinya ia kembali ke pondok ulama kiyai itu dan diajari lebih dalam tentang islam mulai dari sejarah adanya Islam, hingga esok dan esoknya secara berangsur-angsur menghafal rukun Islam dan rukun Iman mngetahui tata cara Shalat, wudhu serta beljar mengaji dan menghafal surat-surat pendek. Baginya memang belajar Isllam itu sangat susah dibandingkan agama-agama lain tapi ini ia anggap sebagai nikmat terbesar memiliki kesempatan untuk mempelajarinya. Salah kesyukurannya yang terbesar adalah saat-saat kedekatannya dengan Aisyah, teman duduk sejak kelas 1 dan baru mengenalnya pada saat-saat terakhir duduk di bangku SMP. Tak ada penyesalan yang dapat ia utarakan hanya usaha yang gesit untuk membuat Aisyah dan dirinya bangga dengan mengamalkan ajaran agama Islam.
            Well 6 bulan adalah waktu yang sangat lama bagi Aisyah untuk mempelajari agama Islam dan setelah ia sudah mengenal Islam secara perlahan-lahan barulah ia mengurus lagi kuliahnya. Bukan karena ia sudah beragama Islam lantas ia mencari jurusan Islam, tidak. Justru ia memilih jurusan kedokteran ia berharap ia mempu menyatukan pekerjaannya nanti dengan hobynya menulis novel serta menyalurkan tetesan keislaman. Saat ia sudah kuliah ia tak berhenti memperdalam ajaran Islam dengan kiayai ulama pilihan Aisyah sesaat sebelum ia meninggalkan dunia.
            Di tengah studynya setelah 1 tahun kuliah ia mulai menulis novel lagi dan kali ini bukan  novel dengan jenis humor dan horror seperti saat dulu ia menulis novel sejak SMA, tapi kali ini ia menulis novel yang bercirikhas Islam dan judul pertama yang ia keluarkan adalah “Ketika Adzan Berkumandan” dan dengan dibantu sutradara yang berada di Turki Novelnya laku abis bukan hanya oleh orang yang beragama Islam yang beragama Kristen pun dan lainnya pun turut menyukai hasil karya Issabellah/Aisyah karena isi yang menarik dan tidak membosankan. Dan ia pun tidak berhenti menulis novel hingga akhirnya kuliahnya selesai dan ia sudah jadi dokter. Kkarena ia sudah memiliki banyak uang saat kuliah dan dibantu dana oleh orangtuanya ia sudah mampu membangun mesjid pertama yang ia dirikan di perkumuhan tempat dimana Aisyah pernah bersosialisasi yah saat itu Issabellah mengikuti Aisyah diam-diam.
            Banyak yang bilang kenapa bukan Rumah Sakit saja yang ia dirikan dari pada Mesjid karena kan ia berfrofesi jadi Dokter, tapi Aisyah tak menanggapi orang-orang yang berkata demikian dan yang mengatakan itu mayoritas non muslim, Aisyah cuek saja karena niat baik tak perlu diumbar hanya diri sendiri dan Tuhan yang tau itu sudah cukup.
            Beberapa tahun kemudian ia sudah menjadi dokter besar yah wajar saja ia kan punya otak yang pintar jadi ia memiliki talent dengan kemampuannya sebagai dokter dan setelah itu hanya dengan selang waktu masing-masing 2 tahun ia mampu mendirikan 4 mesjid , wow…
            Issabellah/Aisyah ini tak pernah lupa dengan orangtua sahabatnya,bu Fatimah. Ia bahkan membawa bu Fatimah bersama suaminya naik haji yah karena mereka beragama Islam berbeda dengan orangtuanya yang non Islam, ia pun tak pernah memaksa orangtuanya nmsuk Islam karena segala apapun itu jika dibarengi unsure keterpaksaan pasti hasilnya tidak baik, tapi ketehui saja orangtuanya juga ikut membantu dalam dana pendirian mesjid Issabellah/Aisyah yang pertama., Mesjid yang ke’2,3,4,5 murni hasil kerja keras darinya sendiri. Keberhasilan Issabellah benar-benar dahsyat, ia mampu menyukseskan profesinya sebagai dokter dan penulis novel terkenal  serta aktif dalam bidang keagamaan. Tapi Issabellah/ Aisyah tak pernah puas dengan itu semua ia tak ada hentinya menyalurkan kemampuannya dalam bidang social tapi syang di usisnya yang sudah hampir genap 30 tahun ia belum menemukan sepasang kekasih ia pun tak mau dijodohkan jadi orangtuanya menyerahkan sepenuhnya kepada Aisyah untuk memilih pasangan dan pas di hari ulang tahunnya yang ke 30 tahun ad seorang pria yang kagum dengannya ia termasuk pembaca setia Novelnya dan sangat tertarik kepadanya tapi sayang ia beragama Kristen yah tentu Aisyah gak begitu saja terima donk apalagi dy itu selalu selektif dalam apapun itu.
            3 Aisyah mendapat sebuah kehormatan untuk mengahdiri sebuah acara besar Pemimpin Mesir. Aisyahh sangat bahagia dan disana telah dihairkan seorang ustasd terkenal yang baru-baru ini sering muncul membawakan dakawah Islam dengan caranya yang lucu dan menarik ia mampu membuat Pemimpin Mesir mengundangnya dalam Acara tersebut dan tau tidak siapa itu.?... Dia adalah pria yang dulu pernah menyatakan Cinta kepada Aisyah tapi ditolak karena ia Beragama Kristen. Dan dalam akhir dakwahnya ia mengatakan bahwa inspirasinya untuk menjadi mukhallaf adlah seorang wanita cantik, berpendindikan dan beribawa namu ia tak mengahrapkan wanita itu bisa menerimanya sekarang karena ia menjadi mukhallaf karena Allah bukan karena wanita itu tapi ia berterimah kasih oleh wanita itu karena telah membuka matanya. Dan wanita itu yah Aisyah.
            Aisyah saat itu tidak geer, dia hanya mengatkan kalau itu memang kehendak Allah dan usaha dari umatnya.
            Dan 1 tahun kemudian Aisyah dilamar oleh pria itu, kerana Aisyah tak punya alasan apa-apa untuk menolaknya, pernikahannya pun akan segera dilaksanakan . Dan di usianya yang ke 35 tahun Aisyah telah menemukan pasangan hidupnya. Semua berawal drai perkenalannya dengan sahabatnya yaitu ALM. AISYAH. Aisyah pun menikah dengan pria itu, semoga ia lenggeng dan harmonis amin….. Congratulatiaon…!!!
SEGALA SESUATU HARUS DICOBA DAN MULAILAH SEGALA SESUATU ITU DENGAN INDAH KELAK AKAN BERBUAH MANIS…
…GOOD BYE…
CRETAED BYE :

NR_PRINCESS

TAK SEPERTI DULU LAGI

“Tak Seperti Dulu Lagi”

“ahhh Setelah lulus rasanya bosan juga yah di rumah terus” kata Tiara
            Tiara ini adalah  gadis Cantik,pintar dan manja banged tapi dibalik sifat manjanya itu dia itu memiliki kepribadian yang sangat baik. Oh yah dia memiliki seoarang kakak yang bernama Muti, selisih umur mereka hanya 3 tahun.
Well 2 bulan kemudian,,, saatnya Tiara memulai hari barunya di lingkungan yang baru.
“Tiara ayo bangun sayang, hari ini kan hari pertama km masuk kuliah…” Kata mama
25 manit kemudian…
“Maaf ma Tiara telat,,,kakak mana,,,???”Tanya Muti
            Dengan keadaan terpaksa mama katakan klo Muti sudah berangkat duluan, mobil pun di bawanya.
“ohh ya udah deh tiara berangkat dulu…”kecut tiara
“makan dulu say…”teriak mama, namun Tiara tidak perduli
Yahh dengan rasa kecewa tiara berusaha tetap semangat berangkat kampus,,,Sendirian , jalan kaki pula lagi…kasian juga yah…
            Di perjalan menuju terminal angkot, sial & sungguh sial Tiara harus mandi Lumpur gara2 mobil yang lewat ,sst mobil itu berhenti dan mundur mendekati posisi Tiara.
“Maaf nona, saya tidak sengaja, & sebagai permintaan maaf saya gimana klo saya antar k t4 tujuan nona,,,:>???” Kata pria itu
“terima kasih om, tapii tidak perlu…”
            Tiara langsung larii karena jijik melihat wajah pria itu, waduh2…
“akkhhh, akhirnya sampai juga “ kata Tiara dalam hati
            Tapi eh tapi, orang2 kampus harus memendangi Tiara dengan muka kusut. Yah cukup wajar sja lah secara penampilannya seperti pengemis dan ini semua gara2 om2 yang pakai mobil tidak hati2…
            Dan di atass sana terliahat Muti dn teman2nya mamandangi Tiara.
“Muti, bukannya itu adik km kan…? Kok dekil sekalii…?” Tanya teman2 Muti mengejek
“Tiara, kenapa dia seperti itu ap ank itu sengaja ingin mempermalukanku” kata Muti dalam hati
“ehh, ayo masuk kelas sekarng itu sudah masuk jam dosen killer…” kata Muti mengajak teman2nya, yah dia sengaja untuk menghindri pembahasan adiknya.
            Di sela2 peristiwa yang memalukan itu, untung saja ada salah seorang mahasiswa yang berbaik hati membawa Tiara pergi dari situ dan bukan hanya itu saja mahasiswa itu juga memberikan switernyauntuk Tiara.
“makasi yah kak, aku tidak tau bagimana caranya mengatas rasa maluku iini. Bdw nama kakak sapa…?” tanya Tiara denagn wjah ramah
“lain kalii kalo sudah kotor seperti ini jangan berani datng k kampus.” Katanya dengan jutek
            Waduh2 pria itu sombong juga, setelah itu dia langsung meninggalkan Tiara. Dia bahkan tidak menanggapi pertanyaan Tiara yang menanyakan namanya. Entah dia iba ato apa Tiara juga bingung yang past Tiara bersyukur bajunya yang kotor dengan noda2 membandel dapat tertutupi …:D
            Study Tiara d hari pertama kuliah berjalan denagn lancar. Tapii seharian d kampus sekali pun ia tak pernah melihat batang hidung kakaknya dan dia baru sadar saat sudah sampai d rumah.
“sudah pulang km, kok terlambat…?” tanay mama Tiara
“barru selesai kuliahnya ma’, (menoleh k Muti yang sedang menonton TV)osh yah, kakak rupanya sudah pulang dari ta…” Tiara langsung stop melihat kakaknya berdiri dan mengabaikannya. Muti lagsung naik k kamarnya, Muti memang sering seperti itu k Tiara tapii Tiara sudah terbiasa denagn tingkah kakaknya itu.
            Tiba2 Muti membalikkan badan dan memandangi pakaian Tiara.
“ada ap kak, ad yang ketinggalan…?” Tanya Tiara
“(Muti mendekati Tiara) dari mana km dapatkan switer itu…?” judesnya Muti bertanya
“oh ini, tadi ad mahasiswa yang memberiku ini mungkin karena kasihan melihat pakai…” kata Tiara dan selanjutnya d potong Muti
“ coba sebutka ciri2nya…” kata Muti
            Setelah Tiara menyebutkan ciri2 pria itu, rupanya itu adlah kekasih Muti, Rama.
“dasar genit yah km, baru jad mahasiswi baru lagaknya seperta senior. Rama itu bukan mahasiswa biasa ” jelasnya Muti
“bukan, bukan begitu aku hanya…”
            Belum selesai Tiara menjalaskan , muti malah marah dan mengaluarkan kata2 kasar kedengarannya itu menjadi kepuasan tersendiri bagi Muti. Dan dengan keadaan yang tidak d bayangkan Mama tanpa sadar menampar Muti.
“pakkkk….(tamparan mama k Muti), sudah Muti berhenti pojokan adik km…” kata Mama dan setelah itu mama seperti orang syok karena merasa bersalah telah menampar anaknya sendiri.
“maafkan mama Muti, mama tidak bermak…” kata mama
“cukup ma’(meneteskan air mata dan memegang pipinya)” kata Muti yang langsung lari k atas, masuk kamar dan membanting pintu kamarnya.
            Tiara pun menangis dan memeluk mamanya, mama pun mengantar Tiara masuk k kamarnya.
“ ini semua gara2 Tiara ma” kata Tiara
“ussshhh, ini bukan salah siapa2 sayang. Tidurlah besok km jam kuliah pagii…” kata mama yang menenangkan Tiara.
            Sampai Tiara tidur, mama mencoba masuk kamar Muti melihat keadaanya. Dan saat mama membuka kamar, kamar yang sebenarnya tertata rapii dan bersih seperti habis d goncang Tsunamii. Muti terlihat menangis d pojok kamarnya, mama pun mencoba mendekati Muti dan merangkulnya.
“lepaskan Muti…..” bentaknya Muti sambil melepas pelukan mamanya tapii mama tetap memeluknya.
“maafkan mama(mneteskan air mata), mama yang salah nak…”
“mamang mama yang salah membuang anak mama sendiri.” Kata Muti
“bukan begitu sayang, mama tidak mambuangmu mama itu sangat menyayangimu nak.” Kata mama
“aku selalu merasa aku iini bukanlah anak kandung mama,jujur saja ma itu betul kan…?” Tanya Muti mendesak
“Muti..(bentaknya), km bicara ap sih, km anak kandung mama nak” jelasnya mama
“tapii mama selalu membedakan Muti dengan Tiara, alas an mama cuma Tiara sakit…3x tapii kenyataanya sampai sekarang Tiara baik2 saja ma’.” Kata Muti dengan lebih jelas
“Muti diam, suara km d pelankan, ingad Tiara adik km sendiri jangan bilang seperti itu bersyukurlah adik km itu masih sehat sampai sekarang” kata mama
            Muti mengamuk lagii dan memaksa mamanya keluar dari kamar.
            Wetzzz,,,rupanya dari tadiTiara tidak tidur namun menguping semua pembicaraan Muti dan mamanya, hatinya sangat sakit ia tidak menyangka segitu bencinya kh kakknya. Tapii dia hanya bisa positive thinking aplagii  masalah penyakit yang d sembunyikan mamanya sejak ia masih kecil. Untungg saja mama tidak tau klo dia menguping ia segera masuk d kamarnyya dan berusaha untuk tidur.
            Keesokan harinyatepat hari k2 Tiara masuk kuliah, kalii ini dia berusaha bangun dan makan pagii sekalii, dia ingin berangkat bareng kakaknya. Bahkan dia lbih dulu stay d mobil dari pada kakaknya.
“Muti, berangkat ma’.” Kata Muti meski dengan muka judes tapii hatinya sudah dengan adegan tadi malam, mamanya hanya tersenyum melihat tingkah anaknya.
“Muti, tunggu Tiara…” teriak mamanya
“buru2 ma…”
            Setelah Muti masuk k mobil, dia berteriak histeris dan kaget melihat Tiara ada d dalam mobil, wow seperti biasa Muti maledak2  mamapun segera keluar melihat  apa yang terjadi.
“ijinkan Tiara sekalii ini saja berangakat bareng kakak,please…” Tiara memohon
            Mau tidak mau Muti mengijinkannya karena dia sudah ada d dalam mobil dia pasti juga tidak setega itu menyeret adiknya keluar mobil.
            Sesampainya d kampus, Tiara segera keluar dan lari menuju Rama ynag kebetulan juga beru sampai d kampus, yah tujuannya hanya ingin mengembalikann switernya.
            Muti benar2 terlihat sangat kesal melihat tingkah adknya itu, yang ditakutka Muti adlah Tiara mengambil simpati Rama. Dia  segera menarik Rama dan membawanya jauh dari Tiara dan lagaknya seperti tak mengenal Tiara.
“kakak kau tidak berubah” dalam hati Tiara menangis
            Well, ,, keteneran Tiara berlangsung dengan cepat. Baru bebreapa bulan Tiara masuk d kampus itu sebagai mahasiswa baru dia sudah di kenal banyak oleh kakak seniornya bahkan sampai dosen2nya yah kepribadannya yang baik dan cepat bergaul, ini semua juga d dukung karena dia aktif dalam keorganisasian kampus apalagii jika baksos dia ynag paling antusias. Oh yah dia juga sudah dekat dengan Rama karena Rama ketua Mahasiswa d kampus itu.
            Saat Tiara sendiri membersihkan ruang meeting keorganisasian baksos, salah stu teman Rama datang menghampiri Tiara, Boy.
“Tiara.” Sapa Boy
“iyah kak.” Sahut Tiara
“ aku liad, km itu semangat banged mengikuti baksos ini padahal km itu masih terbilang mahasiswa baru d sini tapii keaktifan km sudah mengalhkan kk senior yang lain…” pujinya Boy k Tiara
“ wajar aku lakukan itu kak, selagii aku masih punya kesempatan melakukannya kenapa tidak…” jawab tiara sambil tersenyum
            Mereka berdua bicara banyak dan tampak dari jauh Rama memandangi percakapan Tiara dan Boy, saat Tiara mau pulang Rama mengisyaratkan k Boy untuk mngantakannya.
            Well, setelah Tiara pulang Boy tetap kembalii ke t4 meeting masih ada yang harus ia selesaikan, kebetulan Rama juga belum pulang nah saat itu juga Boy berbagii masalah kekagumannya terhadap Tiara. Setelah mendengar  Boy bercerita, rama pun heran kenapa ada orang bersaudara(MUTI dan TIARA) memiliki kepribadian yang bertolak belakang Muti sih masa bodoh jika d panggil Rama ikut baksos bersama sedang Tiara itulah kegemarannya. Yah jangankan itu saudara kembar yang jelas2 ikatan batinnya kuat tapii terkadan memiliki sifat yang berkebalikan.
            Hmmm,,, tepat waktu Muti dan Rama makan bareng d restoran, Tiara terlihat d t4 yang sama besama teman2 kampusnya. Tanpa sengaja Rama melihat Tiara dia pun tidak
sungkan mengajak Tiara untuk gabung bareng, Tiara sih menolak karena ad janji denagn temannya, tapii tiba2 Muti sontak berdiri dan marah.
“km kenapa sih, dia itu kan adik km yah wajar donk aku panggil dia itu sudah aku anggap adikku sendiri.” Kata Rama dengan nada tinggi
            Yang ada d pikian Muti hanyalah kecemburuan tidak denagn mamanya tidak denagn rama, dia pun langsung pergi dari restoran itu. Namun Rama hanya diam dan menbiarkannya pergii.
“kak, sebaiknya kakak kejar dia meskipun dia keras tapii dia itu sangat baik.” Bujuk Tiara
            Sebenarnya Rama tidak mau mengejar karena kesal melihat tingkahnya namun karena desakan Tiara so Rama pun mengejar muti berharap Muti beelum jauh.
            Di rumah…
            Hmmm,,, sudah jam 11 malam Muti belum pulang2 padahal jam 4 sore Rama menelpon kalo Muti sudah pulang. Tiara dan mamanya tentu kawatir  sekalii anak gadisnya jam segitu belum pulang, sudah berapa kalii mereka menghubungi teman Muti tapii tak ada satu pun yang tau Muti ad d mana. Dengan selang waktu yang tidak lama tiba2 telepon berdering mama segera mengangkatnya.
“tidak mungkin………..” mama histeris
            Rupanya itu adlah telepon dari RS yang mengabarkan bahwa Muti sedang d rawat d RS karena kecelakaan beberapa menit yang lalu. Tiara dan mamanya segera menyusul k RS dan tentu tidak lupa mengabari Rama and Ramalah yang mengantarkan mereka k RS karena mobil mamanya d pakai Muti.
            Kecelakaan itu harus membuat muti mengalami kritis, keadaanya sangat parah, semua sudah ketakutan dan mereka hanya bisa pasrah.
            Dan Alhamdulillah sekitar 4,5 jam Muti bisa melewati  masa kritisnya. Paginya hal yang menegangkan terjadi, penyakit yang pernah menggerogoti tubuhnya, Tiara yaitu
Tumor tumbuh lagi d otaknya. Tiara dan mama sangat syok, mama merasa orang yang lingnung tidak tau harus bagaimana belum lagii Muti eh Tiara ikut2tan harus d rawat d RS. Semua tidak menyangka ternyata tumor itu sudah tumbuh sejak lama tapii tak pernah d sadarii Tiara, Tiara memang sering pingsan d kampus tapii sengaj ia sembunyikan k mamanya  dan dia juga hany amengira itu karena kecapean saja.
            D kamar ICU
“mama tidak usah kawatir, aku tidak merasakan sakit ap2 kok. Mama segera temui Muti saja bukannya dia sudah sadar.” Saran Tiara yang berusaha menenangkan mamanya.
            Mamapun segera k kamar Muti, darii jauh suara histeris Muti sudh terdengar mamapun lari cepat masuk k kamar Muti dan naasnya kecelakaan itu membuat  indera penglihatan Muti jadi tidak berfungsi “BUTA”.
“Muti, anakku…” mama menangis memeluk Muti.
“akhhhh,,,, semua pergii jauhi akuu…” teriak Muti, dia sangat marah cucuran air matanya pun tidak berenti turun.
            Dan dalam keadaan yang seperti ini Muti sempat2nya menyalahkan adiknya, Tiara.
“aku benci Tiara, ini semua terjadi gara2 dia…” kata Muti dengan nada kasar
“istigfar nak,,, asal km tau nak sekarang adik km d rawat d RS ini juga. Tumornya kembalii tumbuh” kata mama denagn suara tersedu-sedu
“hahaha, itu semua karma ma…” kata Muti sambil tertawa.
            Spontan saja mama menampar Muti, itu pun ia lakukan tanpa sadar.
“tante…” kejutnya Rama yang juga ada d ruangan itu.
“maafkan mama sayang, mama tidak sengaja mama sangat menyayangimu.” Menjelaskannya sambil memeluk Muti
“akkkkkhhhhhhhhhhhhhhh, pergiiii aku benci mama….keluar….”teriak Muti sambil mendorong mamanya dan ia lempar semua yang dekat darinya. Mamanya pun keluar dan tinggal Rama yang dengan sabar menemani Muti.
            Keadaan yang seperti inilah membuat hati mama jadi tersiksa ia tidak tau harus bagaimana lagii menyikapii masalah anak dan dirinya sendiri, ia sangat membutuhkan keberadaan suaminya tapii aplah itu hanya harapan semata ayah Muti dan Tiara sudah ad d surga…L
            Wetzzz,,, lagi2 ternyata Tiara dari tadii mengupingg semua olokan dan tindakan Muti terhadap mamanya, ia saksikan, mamapun kaget saat membuka pintu kamar Muti Tiara berdiri tanpa kunsi roda yang semestinya ia pakai. Sambil meneteskan air matta mama mengantar Tiara k kamarnya.
            Sementara Tiara masih d rawat d rumah sakit, Muti malah memutuskan untuk hidup sendiri d villanya, Puncak. Ia tidak ingin d ganggu oleh sapa2 dan ia rasa itu t4 yang aman untuknya. Mama , teman2 bahkan Rama menentang ide konolnya itu tapii tetap besikeras mewujudkan keinginannya itu. Mau tidak mau mama denagn hati yang terpaksa membiarkan ap yang d inginkan Muti d wujudkan.
“mama akan ijinkan km, tapii dengan syarat mama akan menemanimu.” Kata mama
“ untuk  ap Muti menyendiri  kalo ad mama.” Jawabnya Muti
“tapii mama takut karena…” mama
“(memotong) karena ap ma? Karena Muti buta terus mama takut aku tidak bisa urus diri sendiri? Meski aku buta ma, aku bisa kok urus diri sendiri tanpa bantuan orang lain darii kecil sampai sekarang kan Muti itu hanya hidup sendiri.” Kata Muti
“Muti…” bentak Rama
“sudah, biarkan saja. Kalo itu mau km nak bbaik mama akan lakukan tapii mama mohon klo km butuh sesuatu hubungi mama ato Rama.” Kata mama dnagn nada rendah
“iayah…” jawab Muti
            Tiara tidak bisa berkata2, dia hanya bisa diam dan menangis ia takut jika ia ngomong akn membuat hati kakaknya panas. Karena Tiara sangat menyayangi kakknya meski kakaknyya tidak pernah menganggap dia itu ada…
            Well,,,well,,,sudah 2 minggu Muti menjalani hidup sendiri dd Villa dengan keadaanya yang tidak memungkinkan itu. Mamanya sempatt diam2 datng k Villa itu dan Villa itu seperti habis d obrak-abrik binatang buas, berantakan tanpa celah. Mamanya pintar ia sudah mensituasikan sebelumnya bahwa kedatangannya tak akn mengganggu Muti, yah karena saat itu Muti tidur so mamanya bisa bebas membersihkan Vila itu dan sempat mencium kening anaknya sambil meneteskan air mata… uhhhh mengharukan sekalii…:’(
            Beberapa hari kemudian saatnya tiba Tiara akan menjalani operasi kedua pengangkatan tumor di otaknya setelah ia pernah menjalani operasi yang sama sewaktu kecilnya. Detik demi  detik berlalu sampai tiba waktunya Tiara di bawah k ruang operasi. Tapii  rencana operasi terhenti untuk sejenak karena Tiara tiba2ingin membatalkan operasi itu, semua orang terutama mamanya dibuatnya pusing.
“Tiara kamu harus dioperasi, km tetap harus dioperasi” kata mamanya
            Tiara diam terus, dan operasi bukan ditunda sejenak tapii cukup lama…. Hingga b
Berapa jam kemudian bibirnya terbuka untuk siap d operasi  tapii dengan syarat dokter bersedia melakukan pencangkokan mata yang kelak diberikan k kakaknya, Muti. Karena ia tak sanggup melihat kakaknya menderita seperti itu.
“kau sudah gila Tiara…” teriak mamanya
            Meski tak ada yang setuju, mau tidak mau pencangkokan itu harus dilakukan agar  operasi pengangkatan tumor Tiara tetap d langsungkan.
            2 jam telah berlalu, operasi pun selesai dan dokter keluar dari ruang UGD denagn penuh cucuran keringat di wajahnya. Mama Tiara segera mandekat dan menanyakan keadaan anknya.
“mata Tiara berhasil d cangok/d angkat dan Alhamdulillah matanya tetap segar dan sehatt, tapii maaf…..” dengan nada menegangkan Dokter berbicara
“ada apa Dokter? Ad ap? Cepat katakana..!” desak mama Tiara
            Di t4 yang berbeda, Villa…
            Muti tiba2 sesak, dadanya terasa sakit sekalii diapun menjerit kesakitan namun tak ad orang yang dapat mendengarnya. Tiba2 ia menyebutt nama adiknya.
“Tiara…! Kenapa tiba2 aku memikirkannya, adikku…” Muti
            Ternyata pada saat yang bersamaan sesuatu yang tidak biasanya terjadi, Muti memikirkan dan merindukan adiknya, yah batin saudara tak akn pernah putus, namun Muti selalu saja menghindari perasaan itu padahal jelas saj ia merasakannya.
            Kembalii k RS…
“maafkan aku Ny.Dewi, operasi mata itu memang berhasil tapii pengangkatan Tumor d kepala anak anda gagal, maafkan kamii. Kamii ini sudah…” Dokter
“stop…” kata mama memotong pembicaraan Dokter dan langsung masuk k kamar UGD melihat keadaan putrinya.
            Melihat sosok putrinya terbaring kaku denagn muka lugunya yang kini tidak berdaya. Melihat anaknya sudah tiada, dia pun mencium terus anaknya dan tidak melepas pelukannya sampai akhirnya Rama masuk menenangkan mama Tiara.
“tante, sudahlah. Ayo kita keluar biarkan ini menjadi urusan Dokter dulu…” bujuk Rama
            Yah, sewajarnya lah seorang ibu menangis tiada henti melihat anknya sudah tidak bisa ap2.
“Tuhan sudah mengambil bidadarinya kembalii bersamanya, dan mama rela nak kau kembalii ke pangkuan sang ILAHI. Tapii mama bangga(suara menangis tersedu2) di saat2 terakhirmu d dunia ini kau masih bisa berbuat baik dan itu kepada orang yang tidak
pernah menerimamu“Muti”, mama janji mata km akan member cahaya dalam kehidupan kakakmu, Tiara ankku sayang..” kata mama
            Sungguh mulia, mamanya bisa merelakan kepergiannya dengan hati lapang dan dia tidak akkn pernah merasa kehilangan karena Tiara tetap ad meski hanya matanya.
            Sungguh pemandangan yang sangat mengharukan……
            Esok hari  setelah pemakaman Tiara selesai, mama ditemani temand2 Muti dan juga Rama berangkat menuju Villa yang ditinggali Muti. Dan sesampainya di sana, rasa haru dirasakan semua yang datang ke Villa itu. Mamapun tidak mampu membendung air matanya saat melihat Muti anak semata wayangnya sekarang bisa melaksanakan shalat, menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim. Dan dengar saja doa yang ucapkan Muti.
“Ya Allah, aku tahu aku ini hambamu yang sangat hina dihadapanmu tapii ijinkanlah hamba bertaubat ya Allah… hamba mohon kepadamu berikanlah kesempatan untuk hamba melihat dunia ini lagii walau hanya skejap saja ya Allah. Ya Allah hamba janji mulai darii sekarang hamba akan mengubah sikapku yang membuat orang  shalat sambil meneteskan air matanya.
            Melihat dan mendengar semuanya mama langsung mendekat dan memeluk Muti, Muti pun terkejut dengan kedatangan mamanya.
“Allah telah menjawab doamu nak…” kata mama memeluk erat Muti
“mama,,,” Muti menangis histeris mungkin ia sangat merindukan mamanya.
“ia sayang ini mama, mama datang untukmu. Dan sekarang mama sudah dapatkan donor mata untukmu sayang…” kata mama
            Muti saat itu tidak mampu bicara sakin bahagianya, ia tidak menyangka secepat itu Tuhan mengabulkan doanya. Muti pun sudah tidak sabar lagii menjalani operasi itu, Muti semapt menanyakan adiknya, Tiara. Namun mamanya terpaksa berbohong klo Tiara sudah
menunggunya d rumah, ini semua agar tidak mengganggu proses operasi yang akn djalani Muti. Mama juga tidak membawa Muti k rumah tapii langsung diantar k RS agar operasi itu
dapat d laksanakan cepat, juga agar ada alas an mengapa ia tidak selalu menanyakan Tiara bahkan donor mata itu pun ia sembunyikan klo itu adlah donor mata Tiara dan semua akan ditaunya setelah operasi selesai.
            Well, selama 2 hari ini Muti sudah stay d RS untuk menjaga kesehatan sebelum operasi sampai tiba saatnya operasi itu dilaksanakan …
            Beberapa jam kemudian sekitar 2,3 jam akhirnya operasi selesai dan Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar tinggal menunggu hasil setelah perban dibuka. Mama, Rama beserta teman2nya sangat bersyukur.
            1 hari berikutnya,,,tepat saat perban mata Muti siap untuk dibuka,semua degdegan menunggu hasilnya.  Muti pun perlahan-lahan membuka matanya dan syukurlah ia dapat melihat dunia yang sempat hilang dari penglihatannya, mama, Rama teman2nya tapii tidak dengan Tiara. Ia pun langsung menanyakan Tiara
“Tiara mana ma’? selama 2 hari ini aku tidak pernah mendengar suaranya aku kangen bangeed dengannya.
“ dia tapii maminta mama menyampaikan permintaan maafnya karena dia ada ujian harii ini dan pulang malam”ujar mamanya denggan bijak
            Mama tidak langsung menceritakan ap yang sebenarnya terjadii, ia takut jika ia tau sekarang akan membuat dia drop dan itu akan mengganggu operasi matanya yang baru d jalaninya.
            Keesokannya Muti mencarii Tiara lagii, dan rasanya rahasia ini tidak bisa disembunyikan terus-menerus. Dan akhirnya dengan berat hatii mamanya menceritakan yang sebenarnya  bahwa Tiara sudah meninggalkanny untuk selama-lamanya dan mata yang sekarang jadi milik Muti adalh dulu milik Tiara bahkan masalah Tiara sempat tidak mau dioperasi jika pencangkokan matanya tidak d laksanakan juga dan rupanya hasilnya juga tidak seperti yang diharapkan. Mendengar itu semua Muti hanya bisa gigit jari dan menangisi penyesalannya selama ini.
Dan di saat itu juga Muti memaksa untuk diantar k Makam adiknya meski sebanarnya keadaannya belum stabil tapii itulah Muti keras kepala. Dia pun dintar ke makam Tiara bersama mama dan Rama.
            Sesampainya di pemakman umum Muti langsung berlari mencarii makam Tiara tanpa bertanya k mamanya setelah dapat ia langsung histeris menangis dan memeluk dan nisan adiknya.
“Tiara…(teriaknya), maafkan aku, aku memnag kakak yang tidak berguna di saat2 terakhirmu aku tidak bisa menemanimu. Aku ini sangat jahat tapii km selalu membalasnya dengan kebaikanmu. Kakak sayang km Tiara tapii ini percuma,,,maafkan kakak. Tiara kakak merasa beruntung bisa mendapatkan matanya dan kakak janji akn menjjaga mata km ini denagan sebaik-baiknya, kakak janji tapii kembalilah……..” Muti histeris menangis.
“sudah Muti, jangan seperti ini nanti Tiara juga sedih d sana…” bujuk temand2nya
“ bangun Muti, ayo…” Rama memopong Muti yang tak ammpu lagii berjalan.
            Mamanya tidak mampu untuk bicara lagii hanya bisa menangis melihat apa yang terjadii. Air mata itu jatuh bercucuran diatas batu nisan Tiara, air mata Tiara pun jatuh…. Meski semuanya berakhir dengan penyesalan , tidak seharusnya ini menjadii titik terakhir. Hanya saja inilah yang dapat diambil sebagai contoh bahwa kita semua makhluk yang bersaudara harusnya saling menyayangi, menghormati, mengharagai terutama jika km itu saudara, saudara kandung satu ayah satu ibu. Apalagii jika orang itu sangat menyayangimu,
hargailah dia karena suatu saat dia akan pergii saat kau membutuhkannya dan perasaan sayang mu itu tidak dapat km apresiasikan padanya…..

          “BERPIKIRLAH AP YANG DAPT KAMU LAKUKAN KE DEPANNYA  SEBELUM BERTINDAK”
“Keep smile for your Life”
Created by :

NR_Princess