when ur gone
“yess,,, horee, jadi kita berangkat harii ini ma’…?” Tanya anakku putri
Melihat anak2ku terlihat senang ingin pundah rumah, tentu aku juga ikut senang. Tapii suamiku jusrtu memperlihatkan tampang yang tidak senang padahal ini adlah ide awalnya. Saat aku menanyakannya ia menjawab seolah tak ada ap2 yah aku hanya pikir mungkin saat itu dia cape’ dari kantor. Akhirnya sorenya kamii berangkat ke puncak t4 baruu kamii, semoga d sana kamii menemukan kehidupan baruu yang lebih baik, harapku dan keluargaku.
Aku dan suamiku beserta k2 anakku manikmati malam tahun baruu yang mengasyikkan aplagii tetangga2 baru yang baru kami kenal tadi sore pada ramah, rasaya malam ini tak mau cepat berlalu.
Esok tiba, anak2 tidak langsung sekolah karena mereka masih punya libur 1 minggu jadi mereka manikmatii acara pindah rumah dengan liburan. Tapii aku masih membatasi gerak ank2ku karena maklum kamii baru d sini belum tau jalan dan adat2 orang sini. Takutnya buad kekacauan .
Well, suamiku berangkat pagii untuk bekerja meskipun kantornya itu dekatt tapii ia harus memulai semua dengan yang baik. Tapii aku tetap merasa dia menyembunyikan sesuatu dariikuu.
Sttt,,,waktu jam makan siang tiba tapii anak2ku belum pulang. Aku pun keluar rumah mencarinya.
“mama…” teriak Rara anak bungsuku memanggilku
“km darii mana saja…?” tanyaku sambil menggendongnya
Aku pun membawanya pulang k rumah, dan tanpa aku sadarii Ryan tidak ikut dengan kamii itu baru aku sadarii saat samapai d rumah.
“astagfirullaha, kakakkmu mana…?” Tanya pada Rara
“waktu mama tadii menggendongku kakak udah jalan duluan.” Kata anakku
Mendengarnya mengatakan itu, aku tidak percaya yang aku lihad dari tadii hanyalah Rara tapii mungkin saja betul hanya saja mengapa dy tidak sampai d rumah. Aku benar2 sangat panik saat itu aplagii Rangga belum pulang, setelah Rara makan aku segera mencoba mencarii Ryan dan Rara aku titipkan k tetangga sebelah. Sudah hamper magrib aku belum juga menemukan Ryan rasanya aku kawatir sekalii aku takut dy tidak tau jalan pulang karena dy masih kelas 5 SD. Aku pun pulang k rumah berharap Ryan sudah pulang. Sesampai d rumah aku dengar suara Rangga dan anak2, aku pun langsung membuka pintu dan mencarii mereka.
“km kemana aj sih, hp gk d bawa..?” Tanya suamiku
“darii tadii aku mencarii Ryan….” Kataku
“dari tadii juga Ryan d rumah bersama Rara, dan Rara km titipkan k tetangga sebelah km tidak takut.” Kata suamiku
“ aku suudah bilang aku mencari Ryan karena dy tidak bersama Rara, dan aku titipkan Rara karena aku pikir tetangga sebelah juga baik.” Kataku dengan nada tinggi
“ setidaknya km juga pikir, kita tidak boleh terlalu percaya sama orang ingat kita baru 3 harii d sini.” Bentaknya padaku aku pun merasa kesal d bentak d depan anak2. Aku pun langsung naik k kamar.
Aku marah padanya dia pikir aku ini keluar untuk senang padahal aku panik mencarii ankku sendiri, aku pun tidak meninggalkan Rara sendirian tapii bersama tetangga. Aku rasa aku tidak kelewatan tapii dy benar2 membuat emosiku naik. Tak lama kemudian dy pun naik dan meminta maaf padakuu.aku pun jelaskan semuanya.
“bukan km yang td rasakan, Rara sudah denganku tapii Ryan belum pulang yang buat aku takut Rara bilang klo Ryan sudah pulang tapi samapi d rumah ia tidak ada, sapa yang tidak panik.” Tegasku
“iya aku tahu, aku minta maaf aku seperti ini karena ku juga kawatir denganmu sudah mo malam tapii kau belum pulang, dan Ryan itu tadii memang sudah pulang hanya saja dy singgah d took depan rumah, dy pun melihatmu pergii tapii sudah jauh dan dy saat itu tidak tahu klo km mencarinya.” Jelasnya suamiku
Mendengar itu aku pun jadii lega, aku pun menanyakan masalah sikapnya yang agk aneh. Tapii dy hanya menggelengkan kepalanya dan berkata tidak ap2. Dy hanya mencoba sadar klo kamii sekarang ada d lingkungan yang berbeda jauh darii kota dan hany berharap bisa bersosialisasi dengan baik saat berada d sini, tapii aku merasa bukan itu jawabanyya. Aku hanya mengiyakan saja takut carii masalah yang pastii aku sudah tenang anak2ku baik2 saja.
Alhamdulillah, sudah 2 minggu kamii ada d t4 baru kamii, rasanya lega tak ada masalah apa2. Tapii kamii harus kesepian karena tetangga sebelah malah pindah rumah, yah gak ada teman ngobrol lagii. Saat mereka berangkat, tiba2 ada tetangga depan yang memanggilku masuk k rumahnya, denggan izin suamiku aku pergi. Ternyata tetangga depan rumah baik juga hanya saja dy tidak pernah menyapaku ato ngobrol2 denganku karena tidak suka jika ada tetangga sebelah yang baru saja pindah rumah. Aku pu menanyakannya.
“ kenapa? Aku pikir bu Ana dan keluarganya baik.” Tanyaku
“iyah, baik. Sakin baiknya ia pernah membunuh pembantunya sendiri hanya gara2 dy telat kasi makan anaknya.bagaimana anda pikir?” kata bu Silvi
Aku pun sontak jadii kaget mendengar ap yang d katakan bu Silvi padakuu.
“jadii sebenarnya dy tinggal d sini untuk mengasingkan diri gitu?” tanyku
“mengasingkan?, tidak dy membunuh pembantunya yah d rumah itu trus dy hanya d penjara 3 tahun saja, entah kenapa begitu cepat.” Jawab bu Silvi
Oh my God,,, berani juga dy tinggal d rumah itu, rasanya membuat aku takut tinggal d rumah yang berseblahan dengan rumah pembunuhan itu.
“ boleh aku tau kejadiannya kapan...?” tanyaku
“kejadiannya itu sudah 5 tahun, kkm tau kenapa dy pindah rumah?” tekateki bu Silvi
“yang aku tau, klo dy baru saja bangun rumah baru d Jakarta.”jawabku
“bohonk, dy pindah karena sudah merasa ketakutan berada d rumah itu, yah wajar saja rumah itu kan t4 pembunuhan pembantu olehnya sendiri. Dan parahnya anaknya sudah gila. Anda tau lala?” Tanyanya padaku.
“ia, anknya yang keterbelakangan mental kan?” kataku
“keterbelakangan mental? Dia itu Gila karena dy menyaksikan sendiri ibu dan ayahnya membunuh pembantunya.
Wetzzz,,, aku pikir hanya bu Ani yang melakukan pembunuhan itu tapii ternyata ia bersama suaminya sendiri. Aku segera pamit pulang dan menceritakan semuanya k suamiku saat anak2ku terlelap tidur. Mendengar ceritakku, dy sama sekalii tidak percaya dy berpikir klo tetangga depan rumah yang bohonk. Aku pun berdebat dengan suamiku dan tiba2 d dapur terdengar sesuatu yang pecah…
“ap itu?” tanyaku dengan rasa takut
Saat aku dan Rangga mencoba masuk k dapur rupanya hanya gelas yang d jatuhkan kucing. Saat kmii membalikkan badan untuk kembalii k ruang tamu tiba2 lampu mati, anak2 d atas sontak langsung teriak. Aku dan Rangga secepatnya naik mencek ank2, saat d tangga lampu nyala hmmm syukurlah saat kamii mencek ank2, mereka tertidur pulas. Aneh …tapii Rangga tetap menenangkanku.
Keesokan harinya, saat sarapan aku tanyakn k anak2 klo tadi malam mereka teriak saat mati lampu.
“mati lampu? Aku gk tau klo tadi malam mati lampu.” Jawab Ryan
Hal yang sama d katakan juga oleh Rara, saat mereka berangkt k sekolah Rangga memarahiku lagii.
“untuk ap ssih km taxkan itu k anak2, km jangan mengganggu pikiran mereka aku sudah bilang itu memank teriakn mereka dan mungkin saja mereka lupa kerena langsung terlelap tidur.” Katanya
“iya, tapii kompak banged mereka punya jawaban yang sama. Km kenapa sih aku tau km juga sudah merasakan hal yang aneh kan, tapii km menyembunyikannya.” Ucapku menatap matanya
“tidak, aku tidak sepertimu, sayang tenanglah semua akan baik2 saja. Ok..” katanya
Hmm aku juga tidak tau, mungkin iini Kepikiran karena cerita bu Silvi. Hehhh, tapii aku ingin tau ap cerita bu Silvi itu benar ato tidak. Semenjak kepergian bu Ani sering terjadi hal2 yang aneh seperti sering terdengar orang ribut saat malam hari tapii saat aku membuka pintu dan menoleh k sebelah dan d mana2 tak ada sapa2,aku tambah takut tapii aku sudah tidak pernah lagii memberitahukan k suamiku karena dy pasti hanya mengira aku mengada2 aku cape’ mendengarnya.
“mama…” panggilnya Rara saat pulang bermain bersama kakaknya. Tapii dy membawa sesuatu
“boneka ap itu sayang?” tanyaku k Rara
“ aku dapatkan ini d depan rumah ma’” jawabnya
“ kembalikan itu k t4 semula nak, jangan mengambil sesuatu sembarangan” perintahku
“aku sudah bilang ma untuk tidak mengambilnya tapii dy merengek terus.:”kata Ryan
Aku sudah membujuknya untuk mengembalikannya tapii Rara tidak mau bahkan aku menjanjikannya boneka yang ebih bagus dan besar tapii ia tidak mau, terpaksa aku mengijinkannya semoga tak ad yang mencarii boneka itu.
Malam harii bersama Rara d kamarnya menemaninya dan berusaha buat dy tidur karena sudah jam 10 malam ia belumtidur padahal biasanya jam 8 ia sudah tidur, hmm dengan menceritakannya dongeng akhirnya tidur juga, gara2 main2 untuk buad dy cape, kamarnya berantakan sekalii aku pun merapikannya. Terakhir aku rapikan boneka yang baru saja ia dapat d depan rumah. Kaget dan membuat aku ketakutan terddapat sebercik darah d bagian belakang boneka itu dan jika d perhatikan bentuknya mirip genggaman tangan, saat aku cium itu adladarah segar. Aku segera k bawah memperlihatkannnya k suamiku…
“km kenapa?” Tanya suamiku yang keget melihatku terbirit2 turun k tangga.
“ Rangga coba km lihat ini..” kataku menunjuk d bagian darah itu
Yang membuat jengkel suamiku malah mengatakan klo itu bekas es crem yang tadii siang makan, kebetulan ia milih es cream buah naga yang merahnya cerah. Aku sih tidak percaya tapii aku percaya saja karena gk mungkin juga darah.
“ sini, boneka aku buang. Takut nanti punyanya liad terus Rara tidak mau mengembalikannya.” Kata Rangga dengan bijak
Dy pun meletakkan boneka itu d mana posisi awalnya.
Well, pagii pun tibaa…
“saatnya makan, ayo turun semuanya…” seruku memanggil suami dan ank2ku
Saat kamii semua makan, tiba2 suamiku larii keluar, aku pun kaget melihatnya tapii aku baru ingat masalah boneka itu, suamiku pasti memindahaknnya dulu sebelum d lihad oleh Rara.
Saatnya tiba anak2ku berangkat k sekolah.
“bagaimana denagn bonekanya.?” Tanyaku pada Rangga
“bonekanya sudah aku pindahkan.” Jawabnya
Ternyata suamiku membohongiku, dia tidak tau saat ia tadi keluar aku juga keluar tapii yang ada boneka itu tidak ia pindahkan karena bonekanya sudah tidak ada. Tapii ap maksudnya membohongiku ap susah bilang klo boneka itu sudah d ambil orang aku semakin curiga dengan Rangga aku tau dia tau sesuatu tapii tak mau jujur denganku.
“aku berangkat...” katanya sambil mencium keningku.
“iyah hati2.” Katakku mencium tangannya.
Hmmm aku rasa ada yang tidak beres dengan keadaaan akhir2 ini yah ini semenjak tetangga sebelah pindah, rasanya ia meninggalkan teka-teki yang tak berujung. Oh yah masalah omongan bu Silvi aku harus tau ap itu benar ato hanya bu Silvi saja yang bohong tapii rasanya tidak mungkn dia bohong dengan masalah besar seperti itu. Aku mencoba keluar2 rumah pergii k Toko dekat rumah.
“ehh ini ibu yang baru2 ini pindah k sini kan? Baru keliatan” Tanya ibu2 pemilik toko
“iyah bu, kebetulan bahan2 makanan d rumah selalu suamiku yang beli dekat kantornya, aku juga banyak kesibukan d rumah jadii jarang keluar rumah. Tapii sekarng kebetulan makanan d rumah abis” kataku dengan cerita karangan
“ohh,,, hmm tapii untung saja loh tetangga ibu tuh pindah” katanya dengan cetus
“maksudnya ibu Ani dan keuarga.?” Tanyaku
“(menganggug)” pemilik took
“loh, memang kenapa.? bu Ani setauku baik” kataku yang meyakinkan
“kita tuh semua benci sama dia lagaknya saja baik tapii gitu2 dia pernah membunuh” kata pemilik took
“membunuh? Maksud ibu?” tanyaku
“iya bu, sekitar 5 tahun mungkin dia bersama suaminya pernah d penjara gara2 membunuh pembantunya hanya karena masalah sepele. Rumah itu sebenarnya angker tapii mereka tetap tinggal d situ” katanya dengan jelas
“angker? Lantas kenapa ibu dan tetangga sini tetap mau tinggal ?” tanyaku lagi
“yah itu karena sewaktu mereka mau keluar dari penjara dan mau menemapti rumah itu lagii sudah ad ustasd yang mengusir roh2 d rumah itu, makanya kami juga tidak takut lagii nah kebetulan ustasdnya itu yang ada d rumah anda.” Katanya
“suami bu Silvi?” tanyaku
“iyah, suami bu Silvi maka dari itu bu Silvi betah tinggal d situ yang paling jago yah anda.” Katanya
“saya?” tanyaku
“iyah, biasanya tuh orang yang pindah di rumah yang anda tinggali sekarang paling lama hanya satu 3 ato 4 hari tapii seatauku anda agk lama, eh tapii maaf saya tidak bermaksud menakut-nakuti anda sekarang sudah gk angker kok.” Kata pemilik took itu dan langsung masuk sesaat setelah barang yang aku beli d beriaknnya.
Hehh, ternyata bu Silvi tidak bohong jadii yang selama ini terjadi d rumah itu bukan hanya kejadian yang biasa tapii pasti ad hubungannya dengan peristiea pembunuhan beberapa tahun silam, termasuk bekas darah yang aku lihad d boneka itu aku yakin suamiku bohong lagii klo itu bekas es cream yang habis d makan Rara. Tapii akuu tidak langsung memberitaukan ini k Rangga takutnya ia tidak percaya lagii, yang hanya akan aku beritaukan masalah perkataan bu Silvi itu benar. Eh tapii d pikir2 tidak usahlah dy pasti hany akn bilang, masalahnya sudah clear tak usah d bahas lagii dan aku sudah tetapkan saat aku dapat bukti keangkeran rumah itu saat itu juga aku akan kemaskan barang2ku pulang k rumah semula, aku tidak mau keluargaku jadii korban. Meskipun cukup parno tapii aku sungguh takut, harus menjalani hidup dengan penuh ketakutan.
Well, 2 hari berlalu syukurlah tak ad kejadian ap2, aku lega…
Waktu kumpul dan bercanda pun dapat aku rasakan dengan nyaman bersama kedua anakku dan suamiku.
“mama, aku mo keluar main yah” kata Ryan
“ok, tapii dengan syarat jangan jauh darii kompleks sini dan pulang sebelum jam 4 sore(saat itu jam menunjukkan pukul 14.00 wib)
Well tidak lama kemudian, ada anak bu Silvi yang memnggil Rara main, yyah karena aman aku ijinkan Rara main.
“hmm,,,” suamiku
“ad apa?” tanyaku
“bagaimana perasaan km, sudah baikan? Aku sudah bilang jangan berpikir yang lain2 fokus sama kehidupan kita saja.”kata suamiku
Aku hanya tersenyum dan melanjutkan aktivitas, entah dia sudah tau ato tidak kejadian sebenarnya aku tidak peduli benar kata suamiku aku harus focus denagn kehidupan diri sendiri saja.
Well, jam sudah berdenting dan menunjukkan jam 4 sore tidak lama kemudia Ryan pulang tapii tidak dengan Rara. Aku tidak terlalu cemas Karena dia itu ada d rumah bu Siilvi,aman lah. And tidak lama juga jam 4.30(sore)Rara sudah keluar dari rumah bu Silvi, saat akan masuk k rumah tiba2 ia melihat gadis kecil masuk k rumah bu Ani dia mengikuti gadis itu karena gadis kecil itu memegang boneka yang ia dapat kemarin2nya d depan rumah.
“bonekaku.” Kata Rara berlari mengikuti gadis kecil itu
Rara pun tanpa aku tau masuk k rumah bu Ani padahal yang aku tau rumah bu Ani d gembok.
“hei, itu bonekaku. Kembalikan bonekaku” panggilnya Tiara mengikuti gadis itu menyusuri rumah itu.
Adzan magrib d mesjid telah terdengar tapii Rara tidak pulang aku pun k rumah bu Silvi membawanya pulang.
“ad bu?” Tanya bu Silvi padaku
“aku datang mau mengambil Rara, hehehe dy pasti sudah mengganngu sekalii.” Kataku yang tidak tau bahwa Rara sudah keluar dari tadii.
“Rara? Dari tadi Rara sudah pulang bu saya yang melihatnya.” Kata Bu Silvi, yah bu Silvi memang melihat Rara membuka gerbang rumahnya tapii tidak sempat melihatnya masuk rumah.
Aku pun langsung panik dan kembalii k rumah mencari Rara.
“Rangga, Rara memangnya dari sudah ad d rumah?” tanyaku
“ya tidaklah, bukannya dia ada d rumah bu Silvi aku pikir kau k sana,” kata suamiku
“iyah aku baru saja dari situ tapii kata bu Silvi dari tadi Rara sudah pulang.” Kataku
Mendengar ceritaku suamiku juga langsung panik, dan saat itu juga aku,Ryan dan suamiku keluar mencari Rara, tetanggaku pun membantu mencarinya sampai jam 8 malam Rara tidak d temukan.
Well, d rumah bu Ani. Rara kehilangan jejak gadis itu. Cukup memberanikan juga cahaya d rumah bu Ani hanya d terangi oleh sinar rembulan yang masuk d sela2 jendela kacanya tapii Rara sangat semangat mencari gadis itu untuk mengambil bonekanya. Aku sempat melihat bayangan Rara berlari d rumah bu Ani.
“itu Rara” kataku menunjuk k rumah bu Ani
Tapii suamiku hanya bilang aku hanya melihat bayangan semu karena saat suamiku balik ia tak melihat sapa2 tapii aku yakin itu pasti Rara. Namun tak ada yang memperdulikanku.
Kembalii k Rara.
Rara tiba2 mendengar suara denting kotak music, dia pun mencarii arah d mana music itu terdengar, sampai akhirnya ia dapatkan sumber denting kotak music itu. Tepatnya d bagian belakang rumah bu Ani dekat kolam. Rara pun mendekat dan ia langsung teriak histeris saat melihat gadis kecil tadii terapung d kolam renang tetap memegang boneka itu.
“ahhhhh,,, mama……” teriaknya Rara yang sangat ketakutan
Aku pun bersama yyang lainyya d luar mendengar teriakan Rara.
“itu suara Rara.” Kataku
“iyah aku dengar, dia ad d dalam(menunjuk k rumah bu Ani)” kata suamiku
Aku pun bersama Ryan yang gendong suamikku dan juga tetangga yang lain masuk k rumah itu dan mencari Rara.
“Rara sayang km d mana.” Teriakku bersama yang lainnya
Aku mendengar suara tangisan aku pun mencari sumber suara itu. Dan ternyata itu adalah suara anakku “Rara” yang menunduk nangis ketakutan.
“Rara sayanga.” Kataku mencoba mendekat.
“mama…” teriak Rara yang memelukku erat, aku pun menggendongnya.
Rara menujuk k arah kolam dan pemandangan yang sungguh menyeramkan, aisshh tak mapu ku berkata aku hanya langsung memanggil suamiku.
“Rangga, k sinilah aku sudah dapatkan Rara aku ad d belakang” aku teriak mwmanggil suamiku.
Suamiku beserta yang lainyya menuju k bagian belakang rumah bu Ani. Aku langsung membisikkan k suamiku untuk menutup mata Ryan cukup Rara saja yang yang melihatnya. Semua tercengang melihat gadis itu terapung tak bernyawa d kolam renang air kolam itu bukan berwarana biru laut tapii berwarna merah cerah. Yang lebih mengejutkan lagii rupanya gadis kecil itu adlah anak bu Ani yang Gila. Astagfirullah,,,
Aku segera membawa ankku k RS karena badannya panas sekalii aku dan suamiku selalu berada d kekatnya tanpa pergi2 aku sangat takut ini akn mengganggu kejiwaan Rara aku sungguh takut.
Keesokan harinya masalah itu menjadii tanggungan polisi, polisi pun mencari Bu Ani dan keluarga sampai akhirnya d temukan d rumah ortunya. Semuanya pun terungkap ternyata alas an Bu Ani minggat dari rumahnya karena telah membunuh ank kandungnya sendiri, pembunuhan ia lakukan bersama suaminya lagii, katanya ia cape’mendengar gurauan anknya yang selalu berhalusinasi melihat pembantu yang d bunuhnya. Wow,, sungguh teganya jadi orang tua. Aku menyarankan kk polisi untuk memenjarakannya seumur hidup mereka bukanlah manusia lagii tapii iblis.
Syukurlah Rara tidak kenapa2, dia baik2 saja bahkan dia sudah lupa kejadian itu aku sangat bersyukur tapii aku sangat marah ke suamiku rupanya masalah bu Ani ia sudah tau jauh2 hari sebelum kita pindah tapii karena terlanjur ia sudah terima kontrak ia tidak bisa membatalkannya dan berharap semua baik2 saja tapii setelah melihat kejadian semua ku menanyakan padanya apkah semua baik2 saja ia hany diam menangis dan memelukku.
“aku tau aku pasti merasa bersalah, tapii aku mohon jangan membohongiku lagii km tau anak kita hamper jadi korban tau.” Kataku mengelus sumiku yang menangis.
Dan akhirnya berjanji untuk tidakss mengulangi kesalahannya lagi karena ia sangat menyayangiku dan anak2 yah itu memang sudah sepatutnya. Setelah masalah selesai kamii pun mengemasi barang2 untuk kembalii k ruamh semula kamii dan Rangga meminta pemindahan kerja k Makassar t4 tinggal kamii sebelum pindah k sini.
Aku rasa ini adalah sebuah pelajaran untuk tidak menyembunyikan sesuatu karena akibatnya bisa merugikan, dan untuk bu Ani dan suami siapkan dirimu merasakan api neraka yang lebih kejam dari perbuatanmu. Dan untuk suami dan anak2ku aku sangat menyayangi kalian semoga ini kejadian terburuk teakhir yang pernah aku alami…
GOOD BYE
… And Nothingg in the house that make u afraid again…
Created by :
NR_Princess
Tidak ada komentar:
Posting Komentar