Sabtu, 07 Februari 2015

KETIKA ADZAN BERKUMANDAN

“Ketika Adzan Berkumandan ”
            Di Negara Mesir terdapat suatu cerita tentang kehidupan seorang gadis cantik yang setiap harinya selalu memakai kerudung untuk menutup auratnya dan berkeliling berdakwah dan ia pun sempat mendirikan 5 Mesjid di Negara Mesir padahal keluarganya sendiri adalah penganut agama Kristen, wajar saja dia keturunan Belarusia meski demikian ia sangat tulus untuk menganut agama Islam.
            Awal mula ia mamiliki niat untuk berganti agama ketika ia sekolah di SMP internasional ia memiliki seorang teman duduk yang menganut agama Islam. Awalnya ia sangat risih dengan temannya yang setiap pagi sebelum belajar dan juga setiap keluar main ia hanya tinggal di kelas dan membaca ayat al qur’an. Setelah beberapa lama Aisyah ini, etss maaf sebelum ia masuk islam namanya Issabella dan nama teman duduknya bernama Aisyah.
            Pernah suatu saat Issabella ini disaat keluar main ia tinggal dikelas dan mengajak teman duduknya itu bicara karena jujur saja selama masuk disekolah itu mereka berdua tidak pernah saling bicara bukan karena saling cuek tapi dalam peraturan keluarga Issabella ia tak ada satu pun keluarga yang boleh berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang Islam karena pengalaman keluarganya yang pernah ditinggal pergi oleh sanaksaudaranya yang bersuamikan islam dan rela meninggalkan keluarga Issabella, yah karena itu lah Issabella selama ini tak pernah mengajak bicara Aisyah. Aisyah pun tentu tidak berani mengajak Issabella bicara karena selalu minder karena statusnya sebagai siswa yang miskin yang hanya bisa bersekolah kerena prestasinya.  Oo’ yah pada saat itu Issabella bertanya kepada Aisyah, ia berani menentang peraturan keluarganya karena penasaran dengan Aisyah.
“Aisyah…?” sapa Issabella dengan muka judes.
Aisyah hanya tersenyum dan kemudian menutup al qur’annya.
“aku ingin bertanya padamu.” Kata Issabella
“bicaralah wahai saudaraku.” Kata aisya mempersilahkan Issabella bertanya.
“ahh, aku bukan saudaramu hanya sebagai teman dudukmu saja.” Tegas Issabella
“maafkan aku.” Aiisyah sambil menunduk
“kenapa hampir setiap kamu membaca al qur’an .?” Tanya Issabella
“dalam islam itu membaca ayat Suci alqur’an sama dengan melakukan beribu-ribu kebaikan, maka dari itu jika aku tak ada pekerjaan lain aku akan membuka al quran dan membacanya.” Jawab Aisyah
“ jadi kamu pikir dengan membaca al qur’an km akan dapat uang gitu dan kamu akan dapat kebahagiaan…?, lucu tau nggak…” kata Issabella yang tak tau apa-apa.
“(tersenyum), membaca al qur’an tidak mendatangkan uang tapi memberikan ketenangan dalam hati, member petunjuk jika sedang ad masalah karena pikiran kita yang jernih dan juga sebagai janji Allah atas Surganya di akhirat.” Kata Aisyah yang menjawab pertanyaan Issabella denagn penuh  wibawa.
“Surga…?” Tanya Issabella
“iyah.” Jawab Aisyah
“jika orang itu jahat tidak akan masuk surga kan.” Tanya lagi Issabella
“benar.” Jawab Aisyah
“berarti tidak semua orang islam itu masuk Surgakan.?” Nyelotoh  issabella
“Issabel, aku tidak bilang semua orang Islam masuk surge, hanya saja jika orang Isalam itu selalu menjalankan kewajibannya sebagai umat Islam salah satunya dengan mengkhatam al qu’an maka Allah menjanjikan Surga baginya.” Jawab Aisyah sambil tersenyum
“kenapa kau tersenyum.?” Tanya Issabella dengan judes. Tiba2 bel berbunyi dan perbincangan antara Issabella dan Aisyah dihentikan karena waktunya belajar.
            Sepulang di rumah Issabella selalu murung sendiri yah mungkin sejak perbincangannya dengan Aisyah di sekolah.
“aku tidak pernah mendengar mami mengatakan janji Tuhan Surga bagi penganut Kristen.” Kata Issabella saat duduk di teras sendirian.
            Tiba-tiba maminya datang…
“ Issabel…” maminya memanggil
“mami, buat aku kaget saja.” Kata Issabella
“kaget..? Sorry, why are you here alone issabell…?” Tanya maminya
“mami, apa orang Islam itu lebih baik dari pada orang Kristen…?” tanya Issabell
“ Issabell, why you say that,? Mom don’t like you talk about it…” kata maminya yang langsung pergi, seperti kesal dengan pertanyaan Issabella.
“mami kok langsung marah-marah, oh yah aku lupa mami kan benci orang Islam. Hmm…” kata Issabell
            Meski begitu Issabella tetap penasaran dengan agama Islam. Beberapa hari kemudian saat pulang sekolah, Issabella mengikuti Aisyah sampai ke rumahnya tibalah dy d t4 terpencil dan tempatnya jauh sekali dari sekolahnya.
“ waduhh, Aisyah kuat juga jalan sejauh ini.” Keluhnya  Issabell tapi ia tetap jalan hingga sampai di sebuah rumah kecil yang berdindingkan kardus, dilihatnya aisyah masuk di rumah itu yah Issabel mengkutinya dan mengintip apa kegiatan Aisyah saat sampai di rumah apakah sama seperti di sekolah yah alim gitu lah.
            Surprise, di dalam rumah itu Aisyah membagikan makanan kepada penghuni rumah dan rupanya itu bukan rumah Aisyah.
“Ooh rupanya ini bukan rumahnya, yah pantas saja sih gak mungkin Aisyah bisa betah di temapt kumuh seperti ini.” Kata Issabel berbisik saat ingin bergerak tak sengaja Issabel menjatuhkan setumpuk kaleng yang berada di dekatnya. Semua yang ada di dalam termasuk Aisyah akhirnya keluar melihat apa yang terjadi di luar. Saat semua keluar Issabel langsung menutup mukanya dan jalan pelan-pelan untuk pergi dari tempat itu.
“Issabel,,,?”  tebaknya Aisyah sambil mendekayinya.
“e…e..e tadi aku diculik aku tidak tau harus ke mana. Aku menyusuri jalan dan akhirnya sampai di tempat ini.” Kata Issabel yan mengelak
“apa…?kamu diculik terus gimana keadaanmu…?” Tanya Aisyah sambil memegang Issabell
“yah aku syok donk, antarkan aku ke jalan raya aku mau pulang.” Katanya Issabel
“baik, dengan senang hati,(balik badan) bule’ aku pulang dulu yah.” Kata Aisyah kepada ibu-ibu yang ia datangi.
            Saat jalan menuju jalan raya Issabel kembali bertanya kepada Aisyah seakan ia tak tau yang sebenarnya.
“ rumah itu tadi bukan rumah kamu.” Tanya Issabel
“bukan , itu tadi orang yang lebih membutuhkan.” Jawab Aisyah
“membutuhkan?” Tanya Issabel
“ yah, aku bukannya sombong, aku ini miskin tapi masih ada orang yang di bawahku yang lebih membutuhkan. Aku tadi dari berbagi sedikit nikmat dari Allah, kenapa?” kata Aisyah
“gak, aku Cuma nanya aja. Emank salah?” judesnya Issabel
“heh, gak salah kok. Ooh yah itu ada bis aku tahankan yah” kata Aisyah
            Setelah Aisyah menahankan bis Issabel cepat-cepat naik.
“ kamu tidak naik?” Tanya Issabel kepada Aisyah
“ gak kamu aja.” Kata Aisyah
“Rumah kamu emank dekat dari sini?” Tanya Issabell
“ gak juga masih jauh.” Kata Aisyah
“ Yah udah naik aja.” Ajaknya Issabel
“gak Issabel, selagi aku masih bisa dan kuat jalan gak perlu aku naik bis.” katanya Aisyah.
            kata-katanya membuat Issabel tak mampu berpikir dan bengong mendengar kata-kata bijak yang keluar dari mulut Aisyah gadis yang masih berusia 14 tahun yah gadis yang baru
duduk di kelas 3 SMP tapi pengetahuannya tentang arti hidup melebihi orang yang berpengalaman(tua).
            Setelah mendengar ucapan Aisyah tempo lalu, tingkah Issabel mulai berubah yah seperti kejadian berikut ini dimana di saat makan malam tiba.
“uuhhh, lapar banged mami.” Kata Issabel
“yah, makanya mami dari tadi panggil kamu turun, Fatimah tolong ambil kan minuman Issabel di kulkas.” Perintahnya Mami Issabel kepada pembantunya.
“ baik, Nyonya.” Jawab pembantunya yang benama Fatimah
“tidak.” Katanya Issabel
“ kenapa Issabel, kamu ini kan harus minum yang segar-segar supaya kamu gak sakit-sakit lagi.” Kata maminya.
“bukan gitu ma’ tapi aku aja yang ambil gak usah suruh ibu Fatimah selagi aku masih bisa kenapa aku ambil sendiri.” Kata Issabel
“Issabel, ada apa dengan dia.”kata maminya sambil menggelengkan kepala
            Issabel pun berdiri dan berjalan mengambil minumannya yang ada dalam kulkas tanpa menyuruh bu Fatimah, pembantunya yang dilihatnya sudah sangat sibuk bekerja sana-sini, masak dan sebagainya. Dan kata-kata yang pernah diucapakan aisayah kembali ia ucapkan juga. Setelah kembali ke meja makan dengan terang-terangan maminya berkata :
“Issabel, kamu kenapa sih?”
“kenapa ma’ gak ada yang salah. Bu Fatimah kan juga cape’ selagi aku masih bisa ambil sendiri kenapa tidak aku melakukannya.” Kata Issabel terhadap maminya.
“Issabel, Bu Fatimah kan juga kita bayar jadi kita juga wajar kalau menyuruh-nyyuruh dia.” Kata mami Issabel
“mami gak bakal ngerti.” Kata Issabel
“udah, apa sih ini makan sajalah.” Kata Papinya menegur perdebatan antara Issabella dan maminya.
            Beberapa hari berjalan Issabel mulai dapat dekat dengan Aisyah, yah bisa di pikir sajalah 3 tahun bersama dengan tempat duduk yang beredekatan sama sekali tak ada komunikasi dan tiba-tiba langsung dekat membuat mereka jadi canggung tapi Issabel sangat menyukai dan mengagumi gaya hidup Aisyah , but gak semudah itu juga Issabel mengikuti gaya hidup Aisyah apalagi dengan agama yang berbeda. Well tepat pada hari minggu Issabel mengajak Aisyah untuk belajar bareng di rumahnya , yah Issabel tentu sudah mengatur kondisi. Tak mungkin Issabel mengajak Aisyah ke rumahnya jika mami dan papinya ada, ya iyalah orangtuanya sangat tidak menyukai orang Islam perlakuannya saja dengan pembantunya melebihi binatang sudah banyak pembantu di rumahnya kabur karena tak betah tapi berbeda dengan bu Fatimah yang setia mengabdi meski tekadang mendapat perlakuan kasar oleh orangtua Issabel, bahkan Issabel sering membentak-bentak tapi itu setelah ia mengenal Aisyah ia jadi berlaku baik, sopan terhadap bu Fatimah yah meski beru beberapa minggu ini tapi perubahannya luarbiasa.
            Etss, kembali diacara belajar barengnya Issabel dan Aisyah. Yah karena orangtua Issabel sedang tak ada di rumah maka dari itu Issabel berani mengajak Aisyah jalan ke rumahnya.
“bu Fatimah,.” Panggilnya Issabel dengan lembut.
“iyah non…” jawabnya bu Fatimah.
            Pemndangan aneh terlihat dari Aisyah yang memandangi bu Fatimah dari jauh yang berjalan ke ruang tamu dari dapur, semakin dekat pandangan Aisyah semakin tajam namun tak diperhatikan oleh Issabel.
“Ummi…” katanya Aisyah memandangi bu Fatimah.
“apa…?” herannya Issabel
“Aisyah…?” kata Bu Fatimah dengan mata yang berlinang.
            Tiba-tiba Aisyah beranjak dan kemudian berlari memeluk bu Fatimah. Melihat tingkah Aisyah, Issabella jadi bingung.
“mereka saling kenal?” kata Issabella dengan suara pelan
“Ummi, kemana aja. Aisyah tak tau lagi kemana mencari Ummi.” Kata Aisyah sambil menangis dan pelukan eratnya kepada bu Fatimah tak ia lepaskan.
“Aisyah, itu bu Fatimah, apa yang kamu lakukan.?” Kata Issabel.
“e…e…e maafkan aku Issabella, ibu Fatimah ini adalah Ummi aku yang beberapa bulan ini aku cari dan ternyata ada di rumah kamu.” Kata Aisyah.
“ Apa…? Apa itu benar bu’?” Tanya Issabel terhadap Bu Fatimah
“(meneteskan air mata), iyah non, Aisyah ini putrid ibu. Maafkan kami non.” Kata Bu Fatimah
            Mendengar tuturan Aisyah dan Bu Fatimah kalau mereka ternyata anak dan ibu, Issabel tak begitu heran karena sifat beik yang mereka miliki memang sama hanya saja Issabell tidak tega jika ibu dari temannya ternyata pembantunya dan rang selama ini dijadikan budak oleh orangtuanya.
“Ummi memar, Ummi jatuh…?” Tanya Aisyah, dan ibunya hanya diam
“ibu kamu sering dipukuli oleh mami papiku.” Jawabnya Issabella dengan jujur
“apa,,,? Ya Allah Ummi.” Aisyah menangis memperhatikan bedan ibunya yang babak belur dan kurus.
“maafkan mami papiku, dan aku sarankan ibu sekarang keluar dari dari rumah ini sebelum orangtuaku pulang bu.” Kata Issabel.
“gak non, ibu akn di sini menemani non dan melayani non dan tuan besar.” Kata bu Fatimah
“Ummi….” Aisyah mendesak.
“ aku mohon bu, selagi ada kesempatan ibu sekarang keluar dari rumah ini.” Kata Issabel yang memaksa bu Fatimah keluar dari rumahnya sebelum orangtuanya pulang.
“gak non, jika bicara tentang kesempatan sudah lama kesempatan itu ada tapi ibu memang tidak ingin keluar dari sini. Ibu mohon jangan biarkan ibu keluar. Kalau ibu keluar bagaimana dengan sekolah anak ibu, Aisyah dan adik-adiknya, biaya obat Abah Aisyah yang sakit.” Kata Bu Fatimah.
“Ummi, kadi umi yang selama sering kirim uang dan menyelipkan di pintu…?” Tanya Aisyah dengan penuh haru.
“maafkan Umi Aissyah, umi meninggalkan rumah bukan karena ibu tidak betah mengurus kalian semua. Umi tau kalau umi jujur, aisyah tak akan mengijinkan umi bekerja seperti ini.”
“Umi…?” Aisyah.
“Aisyah, umi juga tak akan membiarkan mu bekerja dengan usia yang masih dini ini. Umi tidak menginginkan itu Aisyah.” Kata Ibu Fatimah kepada Aisyah.
            Wahh, suasana yang mengharukan dan mengagumkan. Lain lagi dengan Issabel, Issabella terlihat sangat gelisah karena tak lama lagi orangtuanya pulang. Dan akhirnya bel berbunyi.
“waduuhh, gawat itu pasti mami papi.” Kata Issabella
“ada apa Issabella.” Tanya Aisyah.
“nak kamu harus pulang, orangtua Issabel tak boleh melihatmu.” Kata Ibu Fatima yang juga cemas
“Aisyah, nanti aku jelaskan. Sekarang kamu ambil tasmu dan yakin tak ada berangmu yang tersisa dan bu Fatimah akan antar kamu ke pintu belakang untuk pulang. Ok” kata Issabellah.
“baiklah, Aku pulang dulu Issabel.” Kata Aisyah yang pamit pulang.
“iyah, hati-hati.” Jawab Issabell
            Setelah Aisyah pulang, ibu Fatimah cepat-cepat membuka pintu yah supaya orangtua Issabel tidak curiga, Issabel menyuruh bu Fatimah untuk menbukakan pintu.
“bu Fatimah pasti dimarahi, hhh tapi mami lebih marah kalau aku yang bukain pintu. Hussshh..” kata Issabel yang mencemaskan ibu Fatimah.
“Non Issabel…” panggil bu Fatimah dari luar.
            Issabel pun keluar.
“ ad apa bu, kok pintunya gak di buka…?” Tanya Issabel.
“non, di luar bukan orangtua non tapi ada seorang pria yang memaksa untuk masuk tapi ibu langsung tutup pintu, karena muka asing sekali non” Kata Bu Fatimah.
“dia memang tidak bilang ingin bertemu dengan siapa?.” Tanya Issabellah
“(bu Fatimah menggelengkan kepala)”
            Akhirnya Issabellah memberanikan diri untuk membuka pintu.
“jangan non…” kata Bu Fatimah
“gak apa-apa bu.” Issabellah
            Dan saat pintu itu dibuka, Issabella kaget rupanya pria itu adalah paman Issabella(saudara maminya) yang telah lama pergi.
“ini paman Oscar kan.” Tanya Issabella
“bukan Oscar lagi, tapi Yusuf.” Kata paman Issabella
“nama paman sudah berubah.” Kata Issabella
“ itu tak penting, mana mami dan papimu yang keparat itu.?” Tanya Yusuf dengan penuh amarah.
“paman…? Mami papi lagi keluar” kata Issabella yang ketakutan
“bohong…” bentak Yusuf dan dia pun masuk menyelonong berteriak memanggil nama mami dan papi Issabella. Issabellah sudah sangat ketakutan tapi ia juga tidak berani menelpon maminya karena semua pasti akan lebih kacau jika bertemu. Oh iya Yusuf ini adalah paman Issabella yang keluar dari keluarga besarnya karena hubungannya dengan salah satu wanita muslim yang ada Mesir sangat mendapat pertentangan oleh mami Issabella dan pihak keluarga yang lainnya.
“maafkan aku paman, tapi tidak bohong mami dan papiku memang sedang tak ada di rumah.” Kata Issabella.
            Tiba-tiba Yusuf(paman Issabellah) mendekati Issabellah, Issabellah pun mundur perlahan tapi Yusuf semakin dekat dan langsung memegang erat Issabella sambil menangis.
“kamu tau(bicara pelan)?, orangtua kamu sudah membunuh Istriku(nada tinggi).” Kata Yusuf yang marah sambil menangis.
“gak paman, itu gak mungkin.” Kata Issabellah yang tambah takut.
“Hentikan…” teriak mami Issabella
“mami….” Issabella pun berlari ke mami papinya.
“untuk apa kamu ke mari Oscar.” Kata Mami Issabellah
“Oscar, siapa itu. Heh manusia jahanan…” Yusuf yang berlari mencekik mami Issabellah.
“Oh My God.” Issabellah.
“ bawa Issabellah masuk ke kamar Fatimah.” Perintah papi Issabellah dan langsung menimpuk kepala Yusuf dengan pot bunga yang ada di ruang tamu.
“ahhhhhhh….” Jeritnya Yusuf dan melepaskan cengkramannya dari leher mami Issabella, langsung menunduk.
“kembalikan istriku, kembalikan istriku,kembalikannnnnnnnnn……” teriaknya Yusuf dengan penuh histeris
            Mendengar Yusuf beretriak mengatakan itu, tiba-tiba tingkah mami papi Issabellah aneh. Yah karena memang mereka dibalik kematian istri Yusuf.
“dasar bodoh, apa yang kau katakan.?” Tanya Mami Issabellah
“jangan pura-pura, aku melihatmu menabrak istriku tapi aku aku tak mampu mengejarmu. Dan sekarang dia sudah meninggal Ballerina.” Bentak Yusuf.
“heh, kamu tidak punya bukti kalau istriku yang melakukannya” kata Papi Issabellah.
“diam kamu apa kamu pikir aku tak tau kalau kau juga ada di mobil itu.” Kata yusuuf
            Dan akhirnya pertikaian berlangsung dan diam-diam Ballerina(mami Issabellah) menelpon polisi. Dan tak lama kemudian polisi datang dan membawa Yusuf ke kantor polisi.
“bukan aku yang salah, bukan, tapi dia yang telah membunuh istriku.” Kata Yusuf
“ tidak pak polisi, itu tak benar dia tiba-tiba datang ke rumah kami dan menghajar suamiku pak polisi.” Kata Ballerina
“ dasar perempuan licik, saudara macam apa kamu ini.” Kata yusuf
“ah, diam ayo ikut kami.”kata pak polisi yang sudah memborgol Yusuf
“aku tidak salahhhh….” Teriak Yusuf.
            Dari atas rupanya Issabellah menguping dan melihat kejadian itu. Issabellah sungguh tak tau siapa yang salah, tapii ia sangat kasian melihat pamannya itu. Dan ia akan berusaha mencari tau kejadian yang sebenarnya.
            Keesokan harinya di sekolah. Dengan kejadian kemarin Issabellah tak menunjukkan sikap yang aneh dan kesedihannya sesampai di sekolah ia pun bersikap biasanya. Ia asyik membaca buku di perpustakaan. Datanglah Aisyah.
“hei…” sapa Aisyah
“Aisyah, kamu gak ngaji?” Tanya Issabellah
“ gak, sebentar lagi kan ujian yah aku mau cari bahan pelajaran untuk ujian nanti.” Jawab Aisyah
            Sebenarnya Aisyah ingin menanyakan maslah keadaan ibunya tapi ia tidak enak, ia pun juga ingin menanyakan mengapa kemarin ia menyuruh Aisyah buru-buru pulang sewaktu orangtuanya datang. Tapi ia hanya diam ia merasa tak boleh ikut campur apalagi kedekatannya masih beberapa minggu ini, belum lama. So Aisyah memilih diam dan segera kembali ke kelas.
            Beberapa hari ini, Issabellah lebih banyak bersama dengan Aisyah bahkan ia sering ke rumah Issabellah dan ikut membantu beban yang dialami Aisyah salah satunya membelikan Abah Aisyah Obat. Dapat uang dari mana…? Issabellah selalu mendapat uang jajan yang lebih dari orang tuanya nah sejak ia tau betapa beratnya hidup yang ditanggung Aisyah ia berpikir untuk membantu semampunya meringankan beban Aisyah. Namun Aisyah sendiri tak tau itu semua.
“Issabellah…?” sahutnya Aisyah.
“emmmm….” Issabellah
“aku bukannya tidak suka kamu membantuku tapi aku rasa bantuanmu selama ini terlalu berlebihan dan aku ingin….” Kata Aisyah dan langsung dipotong oleh Issabellah.
“Aisyah jika kamu ingin menjadi temanku aku mohon ijikanku membantumu walau tak seberapa.” Kata Issabellah.
“Issabel, justru karena bantuan yang yang kamu berikan itu lebih aku jadi …”kata Issabella
“udah ah, sekarang aku Tanya kamu lebih suka aku yang sekarang atau yang dulu, yang sama sekalii tak menganggapmu orang.” Kata Issabella
“hahaaa…ya sekarang lah,” kata Aisyah
“Ya udah selagi aku tidak berubah.” Kata Issabella
“aku kagum tau gak sama kamu Bel.” Kata Aisyah
“ellah, udahlah kagum apa juga justru aku yang kagum sama kamu.” Kata Issabel sambil tertawa
“heh…” Aisyah
“ajarkan aku agamamu.” Kata Issabel
“Apa…?” kata Aisyah
“aku ingin tau banyak tentang agama yang kamu anut itu.” Kata Issabella
“Bell, belajar tentang agama Islam itu tidak semudah yang kamu bayangkan. Kamu akan banyak tau nanti tapi tidak denganku.” Kata Aisyah
“terus…?” Tanya Aisyah
“aku akan carikan orang yang tepat untuk kamu belajar tentang agama Islam tapi nanti setelah kita ujian karena ujianku tinggal beberapaa hari sedangkan balajarnya itu lama.” Kata Aisyah
“ook bu guru, aku kan nurut aja deh.hahaa…” kata Issabel dengan candanya. Aisyahh, Abah dan adiknya pun ikut larut dalam canda Issabellah
            Well, karena ujian anak SMP yang semakin dekat, Issabel dan Aisyah pun kiat mempersiapkan ujiannya. Sepulang sekolah Issabel hanya meluangkan sedikit waktunya untuk istirahat selebihnya dipakai belajar. Fighting….!!!
“Alhamdulillah ujian selesai juga.” Kata Aisyah yang sudah selesai melaksanakan ujiannya selama 4 hari yha tentu begitu juga dengan Issabellah.
            Di rumah Issabellah saat pulang dari sekolahnya …
“mami papi….” Sahutnya Issabellah memanggil orangtuanya saat pulang ke rumah.
“ada apa putri cantik, girang sekali.” Kata bu Fatimah yang menghampiri Issabellah.
“iyah donk bu’, hari ini kan aku udah selesai ujian nah Mamiku tuh janji mau ajak aku
Jalan-jalan bu’” kata Issabellah
            Issabellah pun ke kamar mami papinya…
“mami…” panggilnya Issabellah, namun langsung berhenti hany di luar saja karena orangtuanya
Yang sedang bercakap.
“sudahlah, kamu gak usah terlalu kawatir.” Kata Papinya karena Issabellah penasaran maka ia menguping.
“gimana bisa tenang aku, kecelakaan itu buat istri Oscar meninggal.” Kata maminya
“tapi kan kita tidak sengaja, kita bukannya berniat baik ingin mengunjunginya tapii yah.” Kta papinya
“aku yang salah karena yang mengemudi papi…” kata maminya sambil menangis
“terus kita harus bagaimana,, apa kita harus menyerahkan diri?, gak kan gimana nasib putrid kita nanti, dia tak ada yang urus ditambah dia pasti akan dapat cemoan oleh teman-temannya.” Kata Papinya.
“tapi Oscar sekarang dipenjara gara-gara kita, kita benar-benar jahat.” Kata maminya
“aku juga terpaksa karena kan lebih kacau jika ia berkeliaran.” Kata papi Issabellah
            Mendengar perbincangan orangtuanya, Issabellah benar-benar syok dan hanya bisa menutup  mulutnya. Ia tidak sangka kalau kematiannya istri pamannya dikarenakan orangruanya sendiri. Tapi Yang Issabellah syukuri orangtuanya sudah bisa membuka mata, yah karena orangtuanya berniat baik ingin mengunjungi saudaranya tapi kejadian naas itu tidak pernah disangkanya. Issabellah pun bingung karena kasian dengan Pamannya yang harus dipenjara padahal taak punya salah apa-apa tapi ia juga tak mungkin melaporkan orangtuanya ke polisi karena bgaimana pun mereka adalah orangtuanya yang selalu menyayangi dan memanjakannya. Hal itu membuat Issabellah jadi terpuruk.
            Suatu hari Issabellah jalan ke sekolah untuk mengurus berkas penamatannya, di sana ia bertemu Aisyah dan ngobrol-ngobrol.
“Issabel, kamu dari mana aja kok baru muncul sekarang.?” Tanya Aisyah
“ada kesibukan di rumah Aisyah..” tuturnya Issabellah
“bagaimana apa kamu benar ingin mempelajari agama Islam.?” Tanya Aisyah
“hemm, bagaimana yah. Setelah aku pikir gak usah dulu lah aku belum siap.” Kata Issabellah
“ya udah terserah kamu karena itu adalah panggilan dari Allah.” Kata Aisyah
            Issabellahh hanya tersenyum. Dengan melihat masalah keluarga yang sedang terjadi di rumahnya ia merasa bukan saat yang tepat untuk mencari kesibukan meskipun itu adalah niat yang baik tapi ia harus mengkondisikan suasana keluarganya apalagi sekarang maminya sering lari-lari ketakutan tak jelas, Issabellah sangat sedih melihat maminya seperti itu.
            Setelah Issabellah tamat SMP ia bersama mami papinya pindah Turki untuk menemani mamiinya berobat karena gangguan jiwa yang dialaminya dan di sana pulalah Issabellah akan melanjutkan sekolahnya, yah ia mau tidak mau ia harus pisah dengan sahabatnya Aisyah tapi ia janji setelah tamat SMA akan mengunjungi sahabatnya itu.
            8 bulan telah berlalu tapi mami Issabellah belum menunjukan perubahan apa-apa justru maminya harus mengalami patah tulang gara-gara kecelakaan karena berusaha kabur dari rumah sakit, karena hal itu maka Issabellah dan papinya terpaksa merawat maminya di rumah saja.
“mami, kok mami harus seperti ini, Issabell sayang mami. Sembuh donk mi’” kata Issabellah yang mengelus-elus mamiinya saat tidur dengan tetesan aair maatnya yang jatuh di bibir maminya.
            Issabellah tidak tega melihat penderitaan yang dialami maminya. Issabellah di samping sekolah juga bekerja tapi baru beberapa minggu ini, ia harus ikut bekerja juga untuk membantu prekonomian keluarganya yang semakin menyusut turun yah karena biaya obat dan dokter yang setiap hari datang di rumahnya untuk mengobati maminya yang sedang sakit. Di saat-saat yang seperti ia membutuhkan dukungan namun siapa lagi yang dapat memberikannya dukungan, maminya? Sakit, papinya? Sibuk kerja yang setia mengurusi maminya, bu Fatimah? Sudah tak ikut menemaninya, Aisyah? terlebih Aisyah karena tak satu sekolah lagi bahkan beda Negara yang ditinggali. Mengingat ucapan Aisyah Issabellah sangat ingin membaca al qur’an namun mau bagaimana lagi ia tak bisa melakukannya.
Memoriam saat bercakap di kelas sewaktu masih SMP…
“kenapa hampir setiap kamu membaca al qur’an .?” Tanya Issabella
“dalam islam itu membaca ayat Suci alqur’an sama dengan melakukan beribu-ribu kebaikan, maka dari itu jika aku tak ada pekerjaan lain aku akan membuka al quran dan membacanya.” Jawab Aisyah
“ jadi kamu pikir dengan membaca al qur’an km akan dapat uang gitu dan kamu akan dapat kebahagiaan…?, lucu tau nggak…” kata Issabella yang tak tau apa-apa.
“(tersenyum), membaca al qur’an tidak mendatangkan uang tapi memberikan ketenangan dalam hati, member petunjuk jika sedang ad masalah karena pikiran kita yang jernih dan juga sebagai janji Allah atas Surganya di akhirat.” Kata Aisyah yang menjawab pertanyaan Issabella denagn penuh  wibawa.
                Di Turki Issabellah memiliki banyak teman tapi tak ada yang sebaik Aisyah, Issabellah sangat merindukan sahabatnya itu ia juga tak bisa menelponnya karena Aisyah tidak memiliki handphone apalahi kirim pesan email. O’yah  pernah Issabellah mendapatkan penyiksaan dii temapt kerjanya karena terlambat datang kerja.
“Issabel, kenapa muka kamu benjol dan merah sekali.” Kata papinya sambil memegang pipi Issabellah
“auu sakit pi, o’ tadi waktu aku mau nyebrang tiba-tiba ada sepeda yah Issabell jadi ketabrakk deh.” Tutur Issabell
“papi tidak percaya, jujur sama papi.” Kata papinya memaksa
“bener kok pi.” Kata Issabell
“gak, papi tau kamu bohong ayo jujur.” Kata papinya
“ emmmm, tadi aku kan telat masuk kerja terus akuu di pukulin pi.” Kata Issabel
“apa……..? papi harus ke sana.” Kata papinya dengan wajah yang sangat marah.
“jangan pi, aku mohon….” Kata Issabell
“tidak, papi harus hajar orang yang berani memukuli putri papi.” Kata papinya
“Issabell mohon sekali sama papi jangan lakukan itu pi, Issabel tidak mau papi kenapa-napa.” Kata Issabel sambil memeluk papinya dan menangis.
“Issabel, sungguh kasian kamu sayang. Baik papi tidak akan ke sana tapi mulai besok kamu berenti k tempat itu dan fokuslah pada sekolahmu papi akan sangat marah kalau nilai kamu nanti turun.” Kata papinya yang bijaksana.
            Uhhh,,, mengharukan sekali keluarga ini.
            Karena Issabellah sering merasa maka ia ambil kesibukan sendiri di sela waktunya dengan menulis cerita yang akhirnya terangkum menjadi novel. Setelah ia merasa nyaman dengan kegiatannya itu dan suudah menulis 2 novel maka ia berpikir kenapa tidak ia share ke web browser siapa tau saja berguna. Setelah 2 minggu ia membagikan novelnya di media internet ada seorang sutradara datng ke rumahnya dan member semacam pukian terhadap karya novelnya yang mendapat anggapan positif dari berbagai kalangan. Karena berbagai novelnya itu dianggap menarik oleh sang sutradara itu maka ia ditawari kontrak untuk menjadi penulis scenario untuk pembuatan film-film sang sutradara serta novelnya akn di bukukan dan diterbitkan.
“bagaimana Issabel…?” Tanya sang sutradara
“bagaimana pi?” Tanya Issabel kepada papinya.
“papi tidak tau sayang karena papi takut akan mengganggu sekolahnya tapi jika itu memang impian kamu kenapa tidak.” Kata papinya
“pak sutradara, maaf saya tidak bisa menerima tawaran bapak. Jika hanya sekedar penulis novel dan novel Issabel di terbitkan Issabel mau tapi jika ingin dikontrak sepertinya tidak bisa pak.” Kata Issabel dan Ayahnya hany tersenyum dan mengangguk
“baik, jika itu yang kamuu mau saya akan sangat senang, karena saya kan sangat meyangkan jika telenta kamu ini tidak dikembangkan.” Tutur sang sutradara.
            Well, akhirnya novel karya Issabel dibukukan lalu diterbitkan dan novel karyanyya itu laku abis. Issabel tidak menyangka kalau kegistan pengibur kesepiannya itu dapat mendatang uang untuknya padahal sebelumnya Issabel ini sangat tidak suka membaca serta menulis. Hasil yang didapat dari karya novelnya disimpan untuk pengobatan maminya.
            Karena novel Issabellah sangat disukai oleh banyakk orang dari berbegai kalangan. Sutradara yang membantu kesuksesannya meminta sekali lagi untuk mendapat persetujuan Issabel agar novelnya itu di filmkan dan akhirnya Issabel menyetujuinya bukan karena memikirkan meteri tapi untuk menghibur para masyarakat yang menyukai novelnya.
            1 tahun kemudian mami Issabellah sudah menunjukkan banyak perkembangan, ia mulai sadar dan selalu berkelakuan baik, Issabel dan papinya sangat bersyukur dengan kesembuhan mami Issabell. Tapi sayang setelah Issabel kelas 3 SMA ia berhenti menulis novel dan memutuskan kontrak dengan pak jonas sang sutradara yah karena ia ingin focus dengan sekolahnya apalagi masa kelas 3 SMA itu  adlah saat-saat yang menegangkan untuk persiapan mengikuti National Examination. Issabellah semapt menita maaf didepan pers atas pengunduran dirinya dalam menulis novel bukan karena tidak tau diri tapi ia meluapkan kesempatannya itu bersama orangtuanya yang selama 2 tahun ini tak ia rasakan. Dan pengakuan maafnya itu sangat mendapat respon positif dari pecinta novelnya dan pak Jonas yah karena pak Jonas mengajak Issabellah kerja sama bukan untuk mendapatkan materi tapi ingin membantu menyalurkan bakat yang dimiliki oleh Issabellah. Keluarga memang lebih berharga dari apapun juga.
“terima kasih sayang selama ini kamu telah membantu papi kamu mencari biaya perobatan mami dan merawat mami.” Kata maminya
“iyah mami, itu karena Issabell menyayangi mami dan papi.” Kata Issabellah, mereka bertiga pun saling berpelukan. Begitu harmonisnya kehidupan keluarga ini.
Well, di usia Issabellah yang sudah genap 18 tahun dan saat itu juga ia telah lulus SMA. Saatnya untuk ia lanjut ke perguruan tinggi dan melinggalkan masa putih abu-abunya. Karena maminya sudah sembuh, Issabellah meminta kepada orangtuanya untuk kembali ke Mesir melanjutkan studynya. Dan akhirnya usulnya disetujui oleh orangtuanya.
1 minggu kemudian Issabel bersama keluaraga berangkat ke Mesir. Tujuan kembali ke Mesir bukan hanya ingin melanjutkan kuliah di sana tetapi untuk bertemu Aisyah yah Issabellah sangat merindukan sahabatnya itu dan saat Issabellah menceritakan tentang Aisyah ke orangtuanya responnya tidak sesinis yang dibayangkan Issabellah dulu.
“ mami dan papi sudah tak membenci orang Islam nak, kamu bebas mau berteman dengan siapa saja. Dan ketahuilah kami meneima usulanmu untuk kembali ke Mesir bukan hanya ingin menyenangkanmu tetapi untuk memperbaiki hubungan kami dengan pamanmu Oscar.” Kata mami Issabellah
            Mendengar perkataan Maminya, Issabellah sangatlah senang. Sesampainya di Mesir, mereka begitu semangat membersihkan rumah mereka mendekorasi ulang tanpa bantuan tukang atau pembantu mereka mendengar ucapan Issabellah dulu.
“bukan gitu ma’ tapi aku aja yang ambil gak usah suruh ibu Fatimah selagi aku masih bisa kenapa aku ambil sendiri.” Kata Issabel
            Setelah selama 4 hari ia membersihkan dan mendekorasi rumahnya rasanya rasa lelah itu menumpuk di badan yah wajar sajalah rumah itu pasti kusam, kotor dan pasti berjamur karena telah ditinggal selama 3 tahun 1 hari saja rumah tidak dibersihkan kotornya sudah menjalar apalagi 1 tahun. Hmm setelah semua pekerjaan selesai dan urusan pemindahan kerja papi Issabellah selesai serta kelanjutannya masuk perguruan tinggi. Issabellah bersama orangtuanya ke penjara untuk membebaskan pamannya Yusuf/Oscar. Awalnya Yusuf tak meu bertemu orangtua Issabellah tapi karena Issabellah membujuk polisi untuk memaksanya akhirnya Yusuf mau juga. Keluarlah Yusuf ke ruang kunjung.
“untuk apa kalian ke sini heh.?” Tanya Yusuf
“Oscar….” Panggilnya Ballerina/mami Issabellah
“sudah kubilang namaku bukan Oscar tapi Yusuf.
“maafkan aku, Yusuf. Kau boleh mengadukan aku ke polisi atas meninggalnya istrimu.” Kata ballerina sambil meneteskan air mata.
“mami…” sahut Issabellah
“jika itu yang membuat kau dapat memaafkanku Yusuf” kata Ballerina
“maakanlah kami semua, kami tau kesalahan kami sangat banyak dan menyiksa kami tapi sekarang kami sadar dan mungkin sudah terlambat .” kata Papi Issabellah
“bukan mungkin tapi memang terlambat.” Kata Yusuf
“maafkan kami Yusuf, kami mohon kami akan melakukan apa saja jika itu dapat membuat kamu memaafkan kami, aku mohon Yusuf.” Kata Ballerina
            Saat itu suasana sangat menegangkan dan juga mengharukan, suatu penyesalan memang kodratnya datang belakangan hari tapi apa salahnya jika orang itu menyadarinya dan memohon ampun atas kesalahnnya kepada Tuhan, Tuhan saja Maha Memaafkan apalagi yang harus dipertimbanggkan jika itu hanyalah manusia. Yusuf hanya diam dan menangis mungkin memikirkan Istrinya yang telah tiada disampingnya lagi dan itu terjadi pun bukanlah unsure kesengajaan dari pada saudaranya , Ballerina. Tak lama kemudian Yusuf memeluk Ballerina dan histeris menangis.
“kakak, bagaimana tidak aku memaafkanmu. Aku tau dan sadar kalau istriku tak dapat kembali lagi aku pun hanya sendiri lagi di dunia ini jika tak bersamamu kakak.” Kata Yusuf kepada Ballerina. Papi Issabellah pun mendekat dan ikut berpelukan kayak teletubies aja tapi Issabellah sayang tidak ikut berpelukan…J
            Melihat suasana yang seperti ini membuat Issabellah tak dapat menahan air matanya. Dan setelah itu Yusuf dibawa untuk ke rumah tinggal bersma. Awalnya Yusuf menolak tapi mami papi Issabellah memaksa dan akhirnya Yusuf menurutinya.
            Well, tidak segampang itulah Issabellah melupakan sahabat satu-satunya, Aisyah. setelah urusan keluarganya selesai Issabellah meminta ijin untuk ke rumah Aisyah dan mengajak ke rumahnya, maminya pun senang jika Aisyah itu dapat ke rumahnya. Berangkatlah Issabellah ke rumah Aisyah hanya sendirian saja.
            Tidak lama di perjalanan akhirnya Issabellah sampai juga ke rumah Issabellah. Issabellah langsung masuk ke rumah smabil memanggil aisyah.
“aisyah, aku pulangg…” sahutnya dengan ceria.
“non Aisyah.” kata Bu Fatimah
            Bu Fatimah mendekat dan memeluk Issabellah, ia terlihat girang atas keadaan mantan majikannya itu.
“kapan non pulang?” kata bu Fatimah
“udah beberapa minggu ini bu karena baru ada kesempatan aku terlambat ke sini.” Kata Issabellah
“mau miinum apa non, maaf seadanya sja.” Tanya bu Fatimah
“gak usah bu, aku ke sini hanya ingin bertemu ibu, paman, adik dan utamanya Aisyah. Aisyahnya mana bu’.?” Tanya Issabellah.
            Bu Fatimah langsung menunduk, diam dan meneteskan air mata, melihat respon Bu Fatimah Issabellah tentu kawatir donk.
“ibu kenapa?, Aisyah ke mana…?” Tanya Issabellah
“ibu akan membawamu ke Aisyah, mari ikut ibu.” Kata Bu Fatimah
            Issabellah sungguh bertanya-tanya takut Aissyah kenapa-kenapa. Ia hanya bisa mengikuti arah kemana bu Fatimah melangkah.
“kenapa kita ke makam bu’?” Tanya Issabellah dengan mata berlinang-linang
“(suara tersedu-sedu) ini dia Aisyah non” kata Bu Fatimah dengan menunjuk batu nisan yang ada di depannya.
“aku tidak mengerti(membaca batu nisan itu)  Aisyah,,,Aisyah….” Isabellah yang belum menyadari yang terjadi
“2 tahun yang lalu Aisyah telah meninggalkan kita non.” Kata bu Fatimah
“tidak mungkin, aku baru ingin bertemu denganmu melepaskan rasa rinduku Aisyah tapi kamu jahat …” kata Isssabellah yang histeris memukul batu nisan itu sampai tangannya terluka.
“Sudah non, sabar kami juga sangat terpukul atas kepergian Aisyah.” kata bu Fatimah
            Ternyata Aisyah sudah lama meninggalkan dunia ini karena penyakit yang dideritanya tak ada seorang pun yang tau akan penyakitnya itu. Setelah penyakitnya parah barulah ditau tapi semua terlambat. Selama ini Aisyah sakit tapi tak pernah bicara karena tak mau merepotkan siapapun dank karena usahanya bekerja membiayai obat Abahnya ia mampu membantu abahnya sembuh namun karena kerja kerasnya itu membuat penyakitnya tambah parah. Issabellah sangat sedih dan terpukul sekali padahal ia sudah janji jika kembali nanti akan sama-sama mencari guru untuknya belajar Agama Islam kedekatannya pun belum terlalu lama jadi wajar saja jika Issabellah begitu sangat sedih meninggalnya Aisyah. Setelah  Issabellah sudah agak tenang barulah ia pulang ke rumahnya,.
“Issabel mana temanmu kok gak diajak ke rumah.?” Tanya mami Issabellah
            Issabellah menceritakan kepada tentang apa yang terjadi oleh Aisyah. Maminya juga kaget mendengar cerita Issabellah namun maminya tidak boleh ikut sedih karena itu karena itu akan membuat Issabellah tambah sedih. Sewaktu di rumah Aisyah tadi, bu Fatimah sempat member alamat seorang ulama islam yang Aisyah kenal untuk Issabellah belajar Agama Islam itu kalau Issabellah masih mau belajar Agama Islam karena dulu ia pernah meminta kepada Aisyah untuk mengajarinya tapi tidak bisa. Tentu Issabellah senang karena sudah diberikan alamat itu, ia terlihat sangat semangat untuk mempelajarinya.
            Keesokan harinya Issabellah segera mencari alamat itu dan bertemu ulama itu dan tidak susah baginya menemukan  alamat akhirnya Issabellah bisa bertemu dengan ulama itu serta menceritakan maksud kedatangannya ke rumah.
“aisyah pernah menceritakan tentangmu, sudah lama aku menunggu kedatanganmu anak.” Kata Ulama itu
“iyah pak karena saya baru pulang.” Jawab Issabellah
“panggil kiyai.” Kata salah seorang murid dari ulama itu
“maaf, pak kiayai. Ijinkan aku jadi muridmu dan sangat ingin aku jadi seorang muslim.” Kata Issabellah
“jika kau benar-benar sungguh saya akan mengajarimu perlahan-lahan seperti wahyu yang diberikan oleh Rasullah Saw secara berangsur-angsur.” Kata ulama kiyai.
“Dy adalah Rasul yang membawa agama Islam kan.?” Tanya Issabellah
“iyah betul tapi saya sarankan jika ingin menyebutnya jangan dengan sebutan dy tapi beliau.” Kata ulama kiyai
“maafkan saya pak kiyai.” Kata Issabellah sambil menunduk
“tidak apa karena itu namanya belajar.”kata ulama kiayai.
            Pada hari itu Issabellah lama berbincang-bincang dengan ulama kiyai yang kelak akan jadi gurunya, namun tidak secepat proses pembelajaran berlangsung. Issabellah pulang dulu ke rumah dan memberitahu orangtuanya akan niatnya yang suci itu. Tanpa banyak bicara orangtuanya pun mengijinkan.
“itu dalah hak kamu kami tak ada wewenang melarangmu.” Kata mami Issabellah
            Orangtuanya sangat mendorong Issabellah untuk mendalami keinginanya itu tapi sangat disayangkan orangruanya belum mampu memiliki niat yang sama, meski begitu Issabellah dan pamannya Yusuf tidak memaksa karena Yusuf itu sudah lama mengenal Islam sejak bertemu dengan seorang wanita yang 3 tahun lalu meninggalkannya untuk selama-lamanya.
            Sekitar 2 hari kemudian Issabellah baru mengunjungi kiyai ulama itu dan sudah mempersiapkan dirinya dengan sungguh-sungguh bahkan saat itu Issabellah sudah mengganti busana yang dulunya selalu meakai baju pendek dan rok/celana pendek dengan busana rapi,tertutup dengan kerudung dan jilbabnya. Dan hari itu ia sudah memulai belajar dengan dikumandangkan adzan yang keras oleh kiyai ulama yang menjadi gurunya dan entah sebab apa saat diperdengarkan suara adzan air matanya menetes tiada henti hingga akhirnya ia sadar kalau ia sudah jadi mukhallaf dan saat itu juga namanya diganti menjadi Aisyah dengan berharap ia bisa sesholeha Aisyah. Keesokan harinya ia kembali ke pondok ulama kiyai itu dan diajari lebih dalam tentang islam mulai dari sejarah adanya Islam, hingga esok dan esoknya secara berangsur-angsur menghafal rukun Islam dan rukun Iman mngetahui tata cara Shalat, wudhu serta beljar mengaji dan menghafal surat-surat pendek. Baginya memang belajar Isllam itu sangat susah dibandingkan agama-agama lain tapi ini ia anggap sebagai nikmat terbesar memiliki kesempatan untuk mempelajarinya. Salah kesyukurannya yang terbesar adalah saat-saat kedekatannya dengan Aisyah, teman duduk sejak kelas 1 dan baru mengenalnya pada saat-saat terakhir duduk di bangku SMP. Tak ada penyesalan yang dapat ia utarakan hanya usaha yang gesit untuk membuat Aisyah dan dirinya bangga dengan mengamalkan ajaran agama Islam.
            Well 6 bulan adalah waktu yang sangat lama bagi Aisyah untuk mempelajari agama Islam dan setelah ia sudah mengenal Islam secara perlahan-lahan barulah ia mengurus lagi kuliahnya. Bukan karena ia sudah beragama Islam lantas ia mencari jurusan Islam, tidak. Justru ia memilih jurusan kedokteran ia berharap ia mempu menyatukan pekerjaannya nanti dengan hobynya menulis novel serta menyalurkan tetesan keislaman. Saat ia sudah kuliah ia tak berhenti memperdalam ajaran Islam dengan kiayai ulama pilihan Aisyah sesaat sebelum ia meninggalkan dunia.
            Di tengah studynya setelah 1 tahun kuliah ia mulai menulis novel lagi dan kali ini bukan  novel dengan jenis humor dan horror seperti saat dulu ia menulis novel sejak SMA, tapi kali ini ia menulis novel yang bercirikhas Islam dan judul pertama yang ia keluarkan adalah “Ketika Adzan Berkumandan” dan dengan dibantu sutradara yang berada di Turki Novelnya laku abis bukan hanya oleh orang yang beragama Islam yang beragama Kristen pun dan lainnya pun turut menyukai hasil karya Issabellah/Aisyah karena isi yang menarik dan tidak membosankan. Dan ia pun tidak berhenti menulis novel hingga akhirnya kuliahnya selesai dan ia sudah jadi dokter. Kkarena ia sudah memiliki banyak uang saat kuliah dan dibantu dana oleh orangtuanya ia sudah mampu membangun mesjid pertama yang ia dirikan di perkumuhan tempat dimana Aisyah pernah bersosialisasi yah saat itu Issabellah mengikuti Aisyah diam-diam.
            Banyak yang bilang kenapa bukan Rumah Sakit saja yang ia dirikan dari pada Mesjid karena kan ia berfrofesi jadi Dokter, tapi Aisyah tak menanggapi orang-orang yang berkata demikian dan yang mengatakan itu mayoritas non muslim, Aisyah cuek saja karena niat baik tak perlu diumbar hanya diri sendiri dan Tuhan yang tau itu sudah cukup.
            Beberapa tahun kemudian ia sudah menjadi dokter besar yah wajar saja ia kan punya otak yang pintar jadi ia memiliki talent dengan kemampuannya sebagai dokter dan setelah itu hanya dengan selang waktu masing-masing 2 tahun ia mampu mendirikan 4 mesjid , wow…
            Issabellah/Aisyah ini tak pernah lupa dengan orangtua sahabatnya,bu Fatimah. Ia bahkan membawa bu Fatimah bersama suaminya naik haji yah karena mereka beragama Islam berbeda dengan orangtuanya yang non Islam, ia pun tak pernah memaksa orangtuanya nmsuk Islam karena segala apapun itu jika dibarengi unsure keterpaksaan pasti hasilnya tidak baik, tapi ketehui saja orangtuanya juga ikut membantu dalam dana pendirian mesjid Issabellah/Aisyah yang pertama., Mesjid yang ke’2,3,4,5 murni hasil kerja keras darinya sendiri. Keberhasilan Issabellah benar-benar dahsyat, ia mampu menyukseskan profesinya sebagai dokter dan penulis novel terkenal  serta aktif dalam bidang keagamaan. Tapi Issabellah/ Aisyah tak pernah puas dengan itu semua ia tak ada hentinya menyalurkan kemampuannya dalam bidang social tapi syang di usisnya yang sudah hampir genap 30 tahun ia belum menemukan sepasang kekasih ia pun tak mau dijodohkan jadi orangtuanya menyerahkan sepenuhnya kepada Aisyah untuk memilih pasangan dan pas di hari ulang tahunnya yang ke 30 tahun ad seorang pria yang kagum dengannya ia termasuk pembaca setia Novelnya dan sangat tertarik kepadanya tapi sayang ia beragama Kristen yah tentu Aisyah gak begitu saja terima donk apalagi dy itu selalu selektif dalam apapun itu.
            3 Aisyah mendapat sebuah kehormatan untuk mengahdiri sebuah acara besar Pemimpin Mesir. Aisyahh sangat bahagia dan disana telah dihairkan seorang ustasd terkenal yang baru-baru ini sering muncul membawakan dakawah Islam dengan caranya yang lucu dan menarik ia mampu membuat Pemimpin Mesir mengundangnya dalam Acara tersebut dan tau tidak siapa itu.?... Dia adalah pria yang dulu pernah menyatakan Cinta kepada Aisyah tapi ditolak karena ia Beragama Kristen. Dan dalam akhir dakwahnya ia mengatakan bahwa inspirasinya untuk menjadi mukhallaf adlah seorang wanita cantik, berpendindikan dan beribawa namu ia tak mengahrapkan wanita itu bisa menerimanya sekarang karena ia menjadi mukhallaf karena Allah bukan karena wanita itu tapi ia berterimah kasih oleh wanita itu karena telah membuka matanya. Dan wanita itu yah Aisyah.
            Aisyah saat itu tidak geer, dia hanya mengatkan kalau itu memang kehendak Allah dan usaha dari umatnya.
            Dan 1 tahun kemudian Aisyah dilamar oleh pria itu, kerana Aisyah tak punya alasan apa-apa untuk menolaknya, pernikahannya pun akan segera dilaksanakan . Dan di usianya yang ke 35 tahun Aisyah telah menemukan pasangan hidupnya. Semua berawal drai perkenalannya dengan sahabatnya yaitu ALM. AISYAH. Aisyah pun menikah dengan pria itu, semoga ia lenggeng dan harmonis amin….. Congratulatiaon…!!!
SEGALA SESUATU HARUS DICOBA DAN MULAILAH SEGALA SESUATU ITU DENGAN INDAH KELAK AKAN BERBUAH MANIS…
…GOOD BYE…
CRETAED BYE :

NR_PRINCESS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar